Strategi Pemberdayaan Rumahtangga Tani Sebagai Unit Bisnis Terkecil : Pelaku Agribisnis Proyek Pengembangan Lahan Gambut Satu Juta Hektar
Abstract
Pengembangan lahan gambut (PLG) satu juta hektar di Kalimantan Tengah yang ditetapkan melalui Keppres RI No. 82 tanggal 26 Desember 1995, merupakan upaya untuk dalam meningkatkan produksi padi untuk memenuhi kebutuhan beras di dalam negeri. Pada pembangunan PLG akan diterapkan paradigma pertanian moderen berwawasan lingkungan yang berorientasi agribisnis. Agribisnis tetaplah bisnis, sehingga para pelaku hendaknya memahami dengan baik prinsip-prinsip berbisnis. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi agribisnis, dimana petani beserta keluarganya merupakan bagian terbesar pelaku agribisnis di Indonesia, yang masih perlu diberdayakan keberadaannya.
Sekilas, tampak fenomenanya adalah rumahtangga tani perlu diberdayakan, sehingga permasalahan sentral yang relevan untuk dikaji, yaitu: (1) berapa pendapatan rumahtangga tani?; (2) berapa besar pengeluaran konsumsi rumahtangga tani dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya?; (3) berapa besar pembentukan modal rumahtangga tani dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya?; (4) bagaimana pelaksanaan program pembangunan pertanian dilihat dari syarat-syarat mutlak dan faktor-faktor pelancarnya?; dan (5) bagaimana alternatif strategi pemberdayaan rumahtangga tani tersebut?
Tujuan penelitian, yaitu: (1) menganalisis pendapatan rumahtangga tani, (2) menganalisis pengeluaran konsumsi rumahtangga tani dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (3) menganalisis pembentukan modal rumahtangga tani dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (4) mengidentifikasi program pembangunan pertanian dilihat dari pelaksanaan syarat-syarat mutlak dan faktor-faktor pelancarnya; dan (5) memformulasikan alternatif strategi pemberdayaan rumahtangga tani. Dalam penelitian, digunakan metode survei dengan kasus di UPT Lamunti
dan UPT Palingkau. Jumlah petani contoh ditetapkan sebanyak 120 KK, yang diambil dari Lamunti dan Palingkau, masing-masing 60 KK. Dari 60 KK pada setiap lokasi tersebut, ditetapkan masing-masing 30 KK petani DASAL dan 30 KK petani LOKAL. Contoh diambil secara acak sederhana. Untuk desain pengamatan, petani dikelompokkan menjadi petani contoh SEMUA, Lamunti DASAL dan LOKAL, serta Palingkau DASAL dan LOKAL.
Prosedur analisis menggunakan kaidah-kaidah alat analisis tabulasi, uji statistik, analisis SWOT. Analisis tabulasi (ukuran mutlak dan persentase), digunakan dalam mengkaji hubungan pendapatan, pengeluaran konsumsi, dan pembentukan modal. Uji statistik, digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi dan pembentukan modal. Khusus untuk mengetahui pengaruh asal daerah (DASAL dan LOKAL) pada masing- masing lokasi, maka dalam analisis ditambahkan variabel dummy (boneka). Uji statistik ini diolah dengan alat bantu statistik program komputer kemasan Microstat. ...
Collections
- MT - Business [2031]