Rencana lansekap kawasan industri Batamindo di wilayah Muka Kuning, Kota Madya Batam
View/ Open
Date
1996Author
Daywin, Astrid Lorrain
Nurisjah, Siti
Fatimah, Indung S.
Metadata
Show full item recordAbstract
Pertumbuhan dan perkembangan industri sering berpengaruh negatif terhadap lingkungan karena dapat menurunkan kualitas lingkungan, seperti adanya kebisingan, pencemaran pada udara, tanah dan air. Salah satu cara untuk menanggulangi dampak negatif tersebut adalah dengan menata elemen ruang luar pada lokasi yang sesuai dengan fungsi yang diinginkan. Penataan ruang luar kawasan industri juga diharapkan dapat meningkatkan produktivi- tas kerja para karyawan karena keadaan lingkungan menjadi lebih nyaman dan teratur.
Studi ini bertujuan untuk menyusun rencana lansekap di Kawasan in- dustri Batamindo (KIB) di kota Batam. Perencanaan lansekap dilakukan de- ngan membuat suatu pola ruang terbuka yang ditujukan terutama untuk menyangga pengaruh pencemaran lingkungan di kawasan tersebut, mening- katkan konservasi fisik dan hayati, serta selanjutnya diharapkan dapat me- ningkatkan produktivitas kerja para karyawan.
Studi perencanaan dilakukan di Kawasan Industri Batamindo Wilayah Muka Kuning, Kotamadya Batam, Propinsi Dati I Riau. Studi ini dilakukan mulai bulan Juni 1995 sampai bulan Juli 1996. Metode yang digunakan da- lam studi ini adalah metode perencanaan tapak yang dikemukakan oleh Simonds (1983). Data yang dikumpulkan terdiri dari data biofisik, teknik dan sosial. Data-data tersebut lalu dianalisis untuk memperoleh potensi dan kendala tapak. Bentuk hasil akhir studi berupa rencana tapak (site plan).
Tapak meliputi areal 289 ha, dan 72 ha (25%) dari luas tersebut beru- pa ruang yang belum dibangun. Keadaan ini merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk membangun fasilitas rekreasi bagi karyawan. Intensitas cahaya matahari cukup tinggi pada siang hari. Untuk menciptakan suasana yang teduh dapat menggunakan peneduh alami atau peneduh buatan. Angin dapat berpotensi untuk mengurangi kelembaban udara yang tinggi pada tapak.
Jenis tanah pada tapak mempunyai kandungan unsur hara yang ren- dah dan reaksi tanahnya masam. Untuk penanaman vegetasi introduksi, hal yang perlu dilakukan antara lain perbaikan tanah secara fisik dan kimia. Penggunaan vegetasi lokal sangat disarankan. Dari segi geologis, kondisi tapak cukup baik untuk pembangunan konstruksi. Topografi yang relatif datar juga cukup memudahkan untuk pembangunan konstruksi, namun secara vi- sual kurang bervariasi. Oleh karena itu beberapa tempat dibuat berbukit. Vegetasi yang tumbuh saat ini pada tapak cukup beragam dan perlu diperta- hankan. Jenis satwa yang ada di sekitar tapak antara lain burung, lutung dan tupai. Keberadaan satwa terutama burung akan dipertahankan…dst