Kajian kebutuhan pelatihan karyawan tingkat supervisor divisi pengadaan, pemasaran, dan administrasi keuangan di PT Moenaputra Nusantara Jakarta
Abstract
PT. Moenaputra Nusantara Jakarta merupakan salah satu perusahaan agribisnis hortikultura di bidang distribusi buah segar. Dalam menghadapi tantangan dalam berkompetisi bisnis dan mampu menempatkan orientasi usaha terbesar di antara supplier buah lokal di Jakarta, maka PT. MPN Jakarta harus mempunyai strategi dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Salah satu strategi tersebut adalah dengan mengadakan program pengembangan sumberdaya manusia yang ada di perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada serangkaian pelatihan maupun pendidikan yang telah ataupun yang akan dilaksanakan oleh karyawan di perusahaan.
Program pelatihan yang telah dilakukan bagi karyawan di PT. MPN Jakarta menunjukkan hasil yang cukup baik walaupun sedikit informasi yang membuktikannya. Hasil program pelatihan sebelumnya hanya diuraikan berdasarkan wawancara langsung dengan responden. Akan tetapi dalam penentuan kebutuhan pelatihan bagi karyawan masih berdasarkan pilihan subjektivitas dari atasan dan bersifat kualitatif.
Sebelum melakukan program pelatihan, divisi PSDM perusahaan terlebih dahulu membuat perencanaan dan analisis penentuan kebutuhan pelatihan bagi sumberdaya perusahaan yang jenis kemampuannya tidak sesuai dengan tuntutan tugas. Hal ini bertujuan menghasilkan kualifikasi SDM yang baik dan mampu meningkatkan produktivitas perusahaan yang disesuaikan dengan tujuan pelatihan yaitu menambah pengetahuan dan keterampilan manajerial, peningkatan produktivitas, aspek kognitif, pengembangan karier, dan penyesuaian fungsi tugas.
Analisa penentuan kebutuhan pelatihan mencakup analisa organisasi, analisa operasional dan analisa individu. Ketiga analisa dipadukan dalam lembaran kuesioner dengan berdasarkan uraian tugas masing-masing divisi. Hasil kuesioner dengan memberi bobot penilaian dan kemudian dikonversikan ke skala indikator, maka hasil ketiga analisa ini dapat dilihat secara rinci dalam skala indikator tingkat kemampuan yang dimiliki responden untuk masing-masing divisi/unit kerja.
Pengembangan sumberdaya manusia yang dilakukan bagi karyawan tingkat supervisor dengan menggunakan metode TNA-T adalah untuk mengurangi kesenjangan antara Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP) karyawan. Untuk mengetahui nilai kesenjangan tersebut, perlu dilakukan analisis yaitu analisis kondisi sumberdaya manusia aktual dan analisis kondisi sumberdaya manusia harapan. Analisis sumberdaya manusia aktual adalah kondisi sebenarnya yang ditunjukkan oleh sumberdaya yang bersangkutan dalam melakukan tugasnya di lingkungan kerja, sedangkan kondisi sumberdaya manusia harapan merupakan kondisi seharusnya ditunjukkan oleh sumberdaya manusia bersangkutan sesuai dengan uraian pekerjaannya. Kemudian kedua kondisi ini dianalisis dengan cara membandingkan nilai hasil kuesioner Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan nilai hasil kuesioner Kemampuan Kerja Pribadi (KKP). Apabila terjadi kesenjangan, yaitu jika perbedaan nilai antara KKJ dan KKP lebih besar dari satu (KKJ-KKP > 1), maka PT. MPN Jakarta, dapat mengambil keputusan untuk mengadakan perbaikan kualitas sumberdaya manusia perusahaan dengan mengadakan pelatihan untuk karyawan, dalam hal ini karyawan di tingkat supervisor…dst