Hubungan gaya kepemimpinan manajemen dan harapan, kinerja serta kesejahtraan buruh : Studi kasus bagian giling dan pak SKT (Sigaret Kretek Tangan) Lukmonahadi 53 Jarum Kudus, Kabupaten Kudus, Propinsi Jawa Tengah
View/ Open
Date
2001Author
Dwihastuti, Yeri
Agusta, Ivannovich
Kolopaking, Lala M.
Metadata
Show full item recordAbstract
Industri rokok kretek dari dulu dikenal sebagai suatu industri dengan penghasilan buruh yang rendah dan jam-jam kerja yang panjang. Sementara pengusaha rokok masih mengedepankan keuntungan dibanding peningkatan kesejahteraan buruh. Perbaikan tingkat upah telah dilakukan pihak manajemen Derusahaan tempatnya bekerja. Namun kenaikan upah kendati di atas UMR, masih saja belum mampu memenuhi kebutuhan minimum keluarganya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan manajemen dalam memenuhi harapan dan kesejahteraan buruh di dalam pabrik, sekaligus mengetahui hubungan kontrol manajemen dan kinerja para buruh di tempat kerja. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dengan menggunakan teknik bola salju dan data sekunder yang diperoleh dari literatur yang berkaitan dengan penelitian dan pemberitaan media massa.
Hipotesa utamanya bahwa di dalam manajemen yang otoriter, serikat buruh tidak berfungsi sebagai instrumen tawar-menawar secara kolektif maupun sebagai institusi politis sehingga harapan dan kesejahteraan buruh sulit tercapai. Akan tetapi dengan penerapan peraturan dan pengawasan yang ketat di dalam perusahaan akan meningkatkan kinerja dan produktivitas buruh ditempat kerja. Sedangkan gaya kepemimpinan demokratis cenderung membuat buruh tidak sadar terhadap tanggung jawab pekerjaannya karena pengawasan di tempat kerja kurang ketat sehingga kinerja dan produktivitasnya rendah.
Pada Bagian Giling dan Pak SKT Lukmonohadi 53 Djarum terdapat dua karakteristik kepemimpinan yang berbeda. Iskak Tjahyono Wijaya yang menggunakan gaya kepemimpinan otoriter dan Erwin Iswahyudi yang menggunakan gaya kepemimpinan demokratis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berkaitan dengan pengontrolan oleh pemimpin/manajemen. Pengontrolan yang sangat ketat terhadap kinerja buruh di dalam pabrik sehingga produktifitas buruh borongan menjadi lebih tinggi merupakan implikasi dari penerapan gaya kepemimpinan otoriter yang dijalankan oleh Iskak Tjahyono Wijaya. Akan tetapi karena terbiasa didikte dari atas dan penerapan peraturan yang kaku, buruh tidak bisa mengambil keputusan sendiri…dst