Peranan Sub Sektor Produksi Tanaman Pangan pada Perekonomian di Daerah Penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Studi Kasus di Resort Cimande, Resort Goalpara dan ResortSalabintana)
Abstract
Elemen masyarakat adalah komponen penting yang pedu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan tindakan pengclolaan kawasan yang dilindungi. Masyarakat biasanya meemperoleh barang kebutuhan sepcI1i makanan, sayuran, kayu bakar dan bahan bangunan iangsling dari kawasan terse but. Naolllll ketika dibangun suatu kawasan perlindungan yang baru masyarakat setempat akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan sumber penghidupannya yang biasa mereka gunakan. Pengembangan daerah penyangga (bldfer zone) akan dapat membuka peluang dalam pemanfaatan sUl11berdaya alam oIeh masyarakat setempat sehingga kebutuhan hidup mereka tetap terpenuhi dan akan mcmperkecil peJuang perusakan terhadap kawasan yang dilindungi. Dalam hal ini penggunaan lahan untuk pertanian, peternakan dan kehutanan di dacrah penyangga berfungsi sebagai penghasil sumber energi. sumber benih, sumbcr pangan, sumber bahan bangunan dan kebutuhan yang lainnya (Manan. 1997). Tujuan dari penetitian ini adalah: (J) untuk menghitung nilai daya dukung atau kapasitas sangga sub sektor produksi tanaman pangan di dacrah penyangga, (2) mengetahui peranan sub sektor produksi tanaman pangan tcrhadap perekonol11 ian daerah penyangga, serla (3) untuk mengetahui profitabilitas masing-m3sing t!pe penggunaan Jahan. Kapasitas sangga tanaman pangan Iebih ditentukan oleh jumlah penduduk desa yang membutuhkannya dibanding dcngan besarnya kapasitas produksi atau nilai produksinya. Apabila jumlah produksi tanal11an pangan Iebih besar mau S3m3 dengan jumIah kebutuhan penduduk dcsa terhadap tanaman pangan maka tanaman pangan tersebut mampu mcmelluhi atau mcnyangga kehidupan penduduk desa tersebu!. Namun sebaliknya, jika jumlah produksinya lebih kecil dari jumlah kebutuhan penduduk desa maka tanaman pangan tcrsebut tidak mampu menyangga kehidupan penduduk desa khususnya tanaman pangan. Kapasitas sangga tanaman pangan di daerah penyangga ditentukan oleh kapasitas sangga desa - desa yang termasuk didalamnya, sebab masing - masing desa memiliki potensi tanaman pangan dan tingkat kebutuhan yang berbeda - beda sesuai dengan potensi sllmberdaya yang dimilikinya. Nilai kapasitas sangga dapat dijadikan sebagai parameter untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat sctempat dengan menggunakan indikator tingkat konsumsi per kapita per tahun selara beras (Sayogyo, 1988). Arlin)'a apakah hasil produksi dari seliap jenis lanaman pangan desa tcrsebut mampu mencukllpi tingkat konslilTIsi per kapita per tahun setara beras.