Evaluasi program inpres desa tertinggal dalam konteks mengentaskan kemiskinan pada masyarakat nelayan (Studi kasus nelayan penerima program IDT di Kotamadya Padang, Propinsi Sumatera Barat)
View/ Open
Date
1996Author
El Muhammady, Faizah Fauzan
Damanhuri, Didin S.
Kinseng, Rilus A
Metadata
Show full item recordAbstract
Berdasarkan Instruksi Presiden No. 5 tahun 1993, maka pada Pelita VI ini Pemerintah Indonesia melancarkan program Inpres Desa Tertinggal (IDT) sebagai program tambahan di samping program pembangunan yang telah ada. Program IDT di Kotamadya Padang sudah berjalan lebih kurang satu tahun, karena itu penting dan menarik untuk diteliti pelaksanaan program IDT tersebut, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan selanjutnya dalam kaitan mengentaskan kemiskinan, khususnya kemiskinan masyarakat nelayan.
Adapun tujuan Penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasikan konsep dan pola kegiatan program IDT pada masyarakat nelayan; (2) Mengetahui apakah program IDT, khususnya untuk masyarakat nelayan-di lokasi penelitian, mampu-memberikan kontribusi, dalam upaya mengentaskan kemiskinan nelayan; (3) Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan program IDT.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dan yang menjadi satuan kasus adalah nelayan-nelayan Kelurahan Pasir Ulak Karang, Kelura- han Air Manis, dan Kelurahan Sungai Beremas yang menerima program IDT. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Metode pengambi- lan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode "purposive sampling". Sampel yang diambil adalah sebanyak 30 orang, yang tersebar pada 3 kelurahan, yaitu 13 orang di Kelurahan Sungai Beremas, 7 Orang di Kelurahan Air Manis, dan 10 orang di Kelurahan Pasir Ulak Karang.
Program IDT ini merupakan program untuk menumbuhkan dan memperkuat kemampuan penduduk miskin untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan membuka kesempatan berusaha, dan diarahkan pada pengembangan kegiatan sosial ekonomi seperti kegiatan produksi dan pemasaran, terutama yang sumberdayanya tersedia di lingkungan masyarakat setempat.
@Hak cipta milik IPB University Dalam menjalankan program IDT, setiap kelurahan tertinggal menghimpun penduduk miskin yang menerima dana IDT dalam suatu kelompok yang disebut Kelompok Masyarakat atau Pokmas. Anggota Pokmas pada umumnya merupakan kepala keluarga, namun terdapat juga yang bukan kepala keluarga. Masing-masing anggota Pokmas ini memilih sendiri jenis usaha IDT yang dijalankannya. Adapun usaha IDT yang dijalankan responden meliputi: Usaha pengolahan Ikan Teri sebany- ak 11 orang; Usaha Ternak Ayam sebanyak 3 Orang, Usaha Penangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Jaring dan Sampan sebanyak 6 orang, Membuat Cendera Mata dari Hasil Laut sebanyak 1 orang, dan Penangkapan Ikan dengan Bantuan Motor Tempel 25 PK sebanyak 10 orang.
Dalam menjalankan program IDT ini setiap Pokmas mempunyai pendamping Pokmas yang berperan sebagai fasilitator, komunikator, dan dinamisator mediator bagi Pokmas. Pendamping Pokmas pada Kelurahan Sungai Bermas, Kelurahan Air Manis, dan Kelurahan Pasir Ulak Karang merupakan warga setempat yang cukup disegani, sehingga mereka tidak begitu sulit berkomunikasi dengan anggota Pokmas binaannya. Disamping itu, anggota Pokmas juga didampingi oleh "pendamping teknis" yang berasal dari Dinas/instansi terkait seperti Dinas Perikanan, Dinas Peternakan, dan Departemen Perindustrian…dst
Collections
- UT - Agribusiness [4624]