Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi respon penawaran kacang tanah di Indonesia
Abstract
Pangan memiliki peran yang penting bagi kehidupan manusia. Indonesia memiliki keragaman pangan yang sangat bervariasi. Keragaman pangan mulai dari keragaman pangan komoditas perairan dan kelautan juga keragaman pangan komoditas dari hasil budidaya pertanian dan perkebunan. Komoditas-komoditas pangan yang biasanya diimpor adalah komoditas yang bagi pemerintah memiliki peranan yang penting seperti kacang kedelai, kacang tanah, jagung, dan gandum. Kacang tanah termasuk dalam komoditas pangan penting kedua setelah kedelai. Produktivitas dari kacang tanah Indonesia masih dinilai rendah, yaitu hanya sekitar 1 ton/ha. Tingkat produktivitas hasil yang dicapai hanya setengah jika dibandingkan dengan USA, Cina, dan Argentina yang mencapai lebih dari 2 ton/ha. Perbedaan produktivitas ini bukan hanya karena perbedaan teknologi yang digunakan oleh petani, tetapi juga karena adanya pengaruh faktor-faktor lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain adalah karakter agroklimat, intensitas dan hama penyakit, varietas yang ditanam, umur panen, serta cara usaha tani yang diterapkannya. Perkembangan luas panen dari tahun 1970 hingga tahun 2006 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 1970 luas panen kacang tanah adalah 380.060 hektar dan 2006 meningkat menjadi 706.753 hektar, luas panen kacang tanah ini mengalami fluktuatif. Perkembangan ekspor dan impor berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Pertanian besarnya volume impor pada tahun 2008 adalah 169.042.164 kilogram meningkat sekitar 39 persen dibandingkan dengan tahun 2007. Sedangkan ekspor kacang tanah Indonesia dapat dibilang masih cukup rendah hanya 1.762.564 kilogram, menurun cukup drastis apabila dibandingkan dengan tahun 2007 terjadi penurunan volume ekspor sekitar 65 persen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dampak dari pengurangan lahan, menduga elastitisitas respon penawaran serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya, dan bagaimana tanaman kompetisi dapat mempengaruhi luas panen kacang tanah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah luas panen kacang tanah, harga produktivitas kacang tanah, harga kacang tanah, harga kedelai, harga ubi kayu, harga jagung, harga gabah, jumlah penggunaan pupuk, jumlah penggunaan pestisida, jumlah tenaga kerja, suku bunga, curah hujan, dan irigasi waktu pengamatan selama 1970-2006. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa elastisitas pada respon areal panen bersifat inelastis. Angka yang didapat setelah melakukan pengolah data respon areal pada jangka pendek adalah 0,0807 dan elastisitas jangka panjang sebesar 0,1650. Elastisitas Produktivitas pada jangka pendek sebesar 0,0813 dan elastisitas pada jangka panjang sebesar 0,1363. Elastisitas penawaran pada jangka pendek adalah 0,1620 dan jangak panjang adalah 0,3013. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang elastisitas memiliki sifat yang lebih elastic dibandingkan elastisitas jangka pendek. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata pada taraf nyata 10 persen adalah harga kacang tanah, luas panen tahun sebelumnya, irigasi, produktivitas tahun sebelumnya, dan jumlah tenaga kerja. Harga kacang tanah memilki pengaruh yang nyata, hal ini menunjukkan bahwa harga kacang tanah parameter yang digunakan petani untuk memutuskan dalam menanam kacang tanah. Implikasi kebijakan untuk produktivitas dapat ditingkatkan dengan meningkatkan produktivitas tahun sebelumnya dan juga melalui mekanisme peningkatan tenaga kerja. Produktivitas dapat pula dilakukan dengan peningkatan teknologi, dalam hal ini teknologi yang harus ditingkatkan adalah benih. Pemerintah perlu menganggarkan sedikit dana untuk membiaya penelitian mengenai teknologi benih.