Keterkaitan antara penutupan hutan mangrove dan salinitas dengan produksi Udang Windu dan Ikan Bandeng di kawasan silvofishery, Blanakan, Subang
View/ Open
Date
2012Author
Maifitri, Yona
Soewardi, Kadarwan
Mashar, Ali
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang mampu beradaptasi dengan kondisi kritis, seperti salinitas tinggi, pasang-surut yang ekstrim, angin yang kuat, suhu yang tinggi, substrat berlumpur dan anaerob. Degradasi hutan mangrove di Indonesia diantaranya disebabkan oleh pembangunan dermaga, perluasan pemukiman dan pengembangan tambak. Dalam rangka mengakomodasi kebutuhan lahan dan lapangan pekerjaan, hutan mangrove dapat dikelola dengan model silvofishery yang dikaitkan dengan program rehabilitasi ekosistem pantai. Tambak berbasis sílvofishery telah dioperasikan di Blanakan, Subang, sehingga perlu dikaji hubungan antara luas penutupan mangrove pada tambak dan salinitas demi mengetahui kondisi optimal untuk produksi tambak.
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan pertambakan masyarakat di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada rentang waktu bulan Februari - Maret 2012.
Jenis vegetasi mangrove yang terdapat di tiga desa kajian adalah bakau- bakau (Rhizophora mucronata) dan api-api (Avicennia officinalis). Rentang salinitas di Sungai Blanakan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Kalimalang 1 (11-15 psu), Kalimalang 2 (16-20 psu) dan Kalimalang 3 (21-25 psu). Hasil produksi ikan di kawasan silvofishery diantaranya adalah ikan belanak, ikan kipper, ikan nila, ikan mujaer, ikan kakap putih, ikan bandeng, udang api, udang peci, dan udang windu. Rata-rata hasil produksi udang windu paling tinggi terdapat pada tambak yang berlokasi di Kalimalang 2 (16-20 psu) yaitu senilai 23,56 kg/ha/musim. Untuk ikan bandeng produksi tertinggi terdapat pada tambak yang berlokasi di Kalimalang 3 (21-25 psu), yaitu senilai 108,66 kg/ha/musim. Berdasarkan luas tutupan mangrove, rata-rata produksi udang windu tertinggi terdapat pada tambak dengan luas tutupan mangrove sedang (30-60%) yaitu senilai 22,36 kg/ha/musim. Rata- rata hasil produksi ikan bandeng paling tinggi terdapat pada tambak dengan luas tutupan mangrove sedang yaitu senilai 101,75 kg/ha/musim. Untuk udang harian rata-rata hasil produksi tertinggi terdapat pada tambak yang berlokasi di
Kalimalang 3 dengan luas tutupan mangrove tinggi yaitu senilai 1,51 kg/ha/hari. Semakin luas tutupan mangrove pada tambak, maka produksi udang liar (harian) akan semakin tinggi, tetapi hasil budidaya (udang windu dan ikan bandeng) cenderung mengalami penurunan. Salinitas sangat mempengaruhi hasil produksi tambak, baik budidaya maupun non-budidaya. Semakin tinggi salinitas, maka hasil produksi udang windu, ikan bandeng, dan udang harian juga semakin
tinggi.