Pengaruh Pemberian Kapur [CaCO3] dan Pupuk Urea [CO(NH2)2) Terhadap Anakan Ochroma bicolor Rowlee Pada Tanah Latosol - Taman Hutan Cikabayan
Abstract
Dewasa ini. Indonesia diharapkan mempersiapkan industri-industri yang mampu menghasilkan produk dengan tetap memperhatikan kelangsungan hidup lingkungannya. Salah satu kebijaksanaan pemerintah dalam upaya tersebut adalah dengan pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI). Untuk mendukung pengembangan suatu jenis tanaman sangat diperlukan pengetahuan akan perlakuan yang akan diberikan pada tanaman tersebut, mulai dari pembibitan sampai tanaman dewasa. Salah satu jenis tanaman HTI yang diprioritaskan adalah balsa (Oehroma bieolor Rowlee). Jenis ini dapat meneapai tinggi lebih dari 25 m dan diameter lebih dari 80 em (Digen RRL, 1991). Penelitian ini bertujuan untuk mengamati respon pertumbuhan balsa (Ochroma bieolor Rowlee) di lapangan akibat pengaruh pengapuran CaCO, dan pemupukan CO(NH,), di persemaian serta mendapatkan gambaran mengenai dosis kapur dan urea yang optimal di persemaian untuk menunjang pertumbuhan sernai di lapangan. Penelitian dilakukan di Taman Hutan Cikabayan Fakultas Kehutanan IPB Darmaga, dilaksanakan bulan November 1999 sampai dengan bulan Juni 2000. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah semai balsa sebanyak 84 tanaman, pupuk majemuk NPK (15-15-15), plastik transparansi untuk labelisasi, dan air. Alat yang digunakan adalah eangkul, parang, golok, meteran, mistar, kaliper, gunting dan alat tulis menulis. Metode yang digunakan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama merupakan penelitian pendahuluan yang meliputi pengambilan tanah, pengapuran dan pengukuran pH tanah dengan metode kurva buffer, pengapuran di persemaian, perkeeambahan, penyapihan, pemupukan dan pemeliharaan. Tahap kedua merupakan pelaksanaan penelitian yang meliputi pemilihan tanaman balsa, pembersihan lahan, pembuatan lubang tanaman, penanaman, pemberian pupuk, pemeliharaan dan pengamatan. Parameter yang diukur adalah tinggi pohon, diameter batang pohon, jumlah daun dan persentase kematian. Raneangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah raneangan pereobaan faktorial 4 x 3 dalam pola Aeak Lengkap (RAL) dengan 7 kali ulangan (polybag). Faktor A adalah kandungan kapur CaCO, yang terdiri dari 4 taraf dan faktor B merupakan faktor dosis pupuk CO(NH,), yang terdiri dari 3 taraf. •. ~/ Pemberian dosis CaCO, 1.5 gr/polybag memberikan hasil yang terbaik untuk parameter tinggi, dan diameter batang dengan peningkatan masing-masing parameter dibandingkan dengan kontrol sebesar 77.45 % dan 57.85 %. Dosis CaCO, 4.5 gr hasilnya optimal untuk parameter jumlah daun dengan peningkatan sebesar 97,91 % dibanding kontrol. Dosis CaCO, 0 gr/polybag sangat berpengaruh terhadap persentase kematian. Bila ditinjau dari pertumbuhan diameter batang dan tinggi pohon, pertumbuhan balsa secara umum menunjukkan perkembangan relatif baik. Hal ini didukung oleh adanya kesesuaian jenis tersebut dengan kualitas kesuburan tempat tumbuh dan lingkungan di sekitar lokasi penelitian. Persentase kematian ini dipengaruhi persaingan hidup dengan alang-alang, tanaman bawah sehingga akar anakan balsa kalah bersaing. Selain itu tanaman penaung juga mempengaruhi. Marpaung, Setiadi dan Tobing (1994), menyatakan bahwa untuk mengevaluasi kemajuan dan kualitas penghijauan (revegetasf) beberapa kriteria harus dievaluasi. Hal ini meliputi perluasan lahan penghijauan, keanekaragaman species dan daya adaptasinya, diameter batang dan laju pertumbuhan (produksinya), penutupan tajuk, daya tahan pohon, perkembangan akar dan perbaikan lingkungan tempat tumbuh. Perlakuan pemberian dosis pupuk CO(NH,), 0.2 gr/polybag memberikan hasil terbaik untuk parameter tinggi, diameter. dan persentase kematian dengan peningkatan masing-rnasing parameter dibanding kontrol sebesar 93.21 %, 31.37 %, dan 35.714 %. Dosis pupuk CO(NH,h 0.4 gr/polybag merupakan dosis optimum untuk parameter jumlah dauD dengan peningkatan sebesar 0.51 % dibandingkan kontrol. Pemberian pupuk di persemaian akan menghasilkan anakan yang mempunyai daya hidup dan pertumbuhan tinggi yang lebih baik setelah ditanam di lapangan, sedang pengaruh waktu pemupukan tidak ada pengaruh yang nyata (Indrawan, 1973). Unsur Nitrogen dapat merangsang pertumbuhan vegetatifyaitu meningkatkan tinggi tanaman dan merangsang tumbuhnya tanaman dengan rnempengaruhi proses fotosintesis yang cenderung menaikkan pertumbuhan tanaman bagian atas (Buckman et ai., 1982). Interaksi pemberian dosis kapur CaCO, dan pupuk CO(NH,h perlakuan A2B I (kalsit 3.0 gr + urea 0.2 gr) memberikan hasil terbaik untuk pertambahan tinggi dengan peningkatan terhadap kontrol sebesar 174.56 %. Perlakuan AlB I (kalsit 1.5 gr + urea 0.2 gr) memberikan hasil terbaik untuk pertambahan diameter dengan peningkatan terhadap kontrol sebesar 137.47 %. Perlakuan A3B2 (kalsit 4.5 gr+ urea 0.4 gr) memberikan hasil terbaik untuk pertambahan jumlah daun dengan peningkatan terhadap kontrol sebesar 173.74 %. Untuk parameter persentase kematian, perlakuan AOBO (kontrol) memiliki persentase kematian yang tertinggi sebesar 71.43%. Uji Statistik yang dilakukan menunjukkan pemberian dosis kapur kalsit (CaCO,) berpengaruh sangat nyata terhadap semua parameter. Pemberian dosis pupuk urea [CO(NH,),l memberikan pengaruh sangat nyata pada parameter tinggi dan diameter. Interaksi pemberian kapur kalsit dan urea menunjukkan pengaruh yang sangat nyata pada parameter tinggi, diameter dan persentase kematian serta berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun.
Collections
- UT - Forest Management [3061]