Aplikasi Hormon Pertumbuhan Rekombinan Ikan Kerapu Kertang pada Ikan Gurame melalui Perendaman Dosis Berbeda
Abstract
Pertumbuhan ikan gurame yang relatif lambat menyebabkan masa pemeliharaan Antuk mencapai ukuran konsumsi menjadi relatif lama. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan dosis optimum hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu Kertang (rE/GH) yang menghasilkan pertumbuhan tertinggi pada ikan gurame melalui metode perendaman. Penelitian ini mengunakan rancangan acak lengkap Zang terdiri 5 perlakuan dengan 3 ulangan. Dosis rEIGH yang diberikan, yaitu 12 mg/L, 1,2 mg/L, 12 mg/L, dan kontrol-1 tanpa diberi bovine serum albumin BSA) dan rE/GH, kontrol-2 diberi BSA dan rEIGH 0 mg/L. rE/GH dilarutkan dalam 200 mL air mengandung larutan garam 5 ppt dan BSA 0,01%. Ikan sebanyak 50 ekor diberi kejutan salinitas pada larutan garam 30 ppt selama 2 menit, kemudian direndam dalam larutan rE/GH selama 1 jam. Benih dipelihara Selama 8 minggu, dan diberi pakan berupa naupli Artemia secara at satiation, Cacing sutera secara ad libitum, dan pakan komersial (protein 39-41%). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman 0,12 mg/L memberikan pertumbuhan bobot, biomassa, dan kelangsungan hidup tertinggi. Ikan perlakuan 12 mg/L memiliki biomassa sekitar 129,6% lebih tinggi, dan kelangsungan Hidup sekitar 40,9% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Dengan demikian, Berendaman rE/GH dosis 0,12 mg/L adalah optimum dalam meningkatkan pertumbuhan bobot, dan kelangsungan hidup benih ikan gurame….