Keragaan ekonomi industri kecil pengolahan kedelai di kabupaten Bogor
View/ Open
Date
1994Author
Sebayang, Beata Bernadetta
Krisnamurthi, Y. Bayu
Metadata
Show full item recordAbstract
Industri pengolahan pangan, terutama indutri kecil pengolahan pangan telah memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional dengan kemampuan industri ini untuk menyerap tenaga kerja dan nilai produksi yang dihasilkan. Jumlah tenaga kerja yang diserap industri kecil secara akumulatif berkembang mantap yaitu dari 3,2 juta orang pada akhir Pelita I, meningkat menjadi 3,6 juta orang pada akhir Pelita II, dan menjadi 4,79 juta orang pada akhir Pelita III, selanjutnya menjadi 5,93 juta orang pada akhir Pelita IV dan tahun ketiga Pelita V (1991) telah mencapai 6,34 juta orang. Tiga sub sektor yang memberikan sumbangan nilai produksi yang terbesar adalah sektor industri makanan, minuman, dan tembakau. Laju rata-rata per tahun nilai produksi untuk setiap periode pelita bervariasi antara 7-15 persen. Disamping peranan dan hasil kemajuan yang telah dicapai, masih dirasakan beberapa permasalahan dan hambatan yang mengakibatkan kurang cepatnya pengembangan industri kecil tersebut antara lain karena potensi industri kecil belum teridentifikasi dan lemahnya penguasaan di bidang teknologi.
Tujuan praktek lapangan ini yaitu, (1) mengukur tingkat efisiensi dan keragaan ekonomi industri kecil pengolahan kedelai, (2) mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan teknologi pada industri kecil pengolahan kedelai. Praktek lapangan ini dilaksanakan di Kecamatan Ciawi, Kecamatan Megamendung, dan Kecamatan Kedung Kabupaten Bogor.
Dari hasil analisis keragaan ekonomi, ternyata industri kecil tahu memberikan keuntungan, nilai tambah dan efisiensi usaha yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan industri kecil tempe. Hal ini dimungkinkan karena produk tahu mempunyai harga jual yang lebih tinggi dan harga kedelai yang lebih murah jika dibandingkan dengan harga kedelai yang digunakan untuk menghasilkan tempe, yang memerlukan kualitas lebih baik. Dilihat dari kepentingan pemerintah untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja melalui industri kecil dan dari kepentingan pengusaha maka prioritas utama yang dikembangkan di Kabupaten Bogor adalah industri kecil tahu.
Faktor-faktor yang telah diidentifikasi mempengaruhi sifat perusahaan terhadap penyerapan tenaga kerja dan modal adalah modal awal, nilai produksi, keuntungan, dan tingkat pendidikan. Peningkatan modal awal, keuntungan dan tingkat pendidikan akan meningkatkan intensitas faktor produksi (tingkat penerapan teknologi meningkat). Peningkatan nilai produksi akan menurunkan intensitas faktor produksi (cenderung padat karya). Dari hasil analisis regresi terlihat bahwa skala usaha dalam hal ini dilihat dari jumlah tenaga kerja, tidak nyata berpengaruh terhadap tingkat penerapan teknologi, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi faktor skala usaha tidak nyata secara statistik terhadap rasio K/L…dst