Penilaian Manfaat Rekreasi di Taman Burung - Bali Bird Park Kabupaten Gianyar - Bali
Abstract
Dewasa ini rekreasi semakin menjadi kebutuhan seseorang. Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi wisata yang sangat besar saat ini sedang meningkatkan pembangunan pariwisata ramah lingkungan yang semakin diakui keberadaannya dalam meningkatkan devisa negara. Keberadaan Taman Burung - Bali Bird Park (BBP) di Pulau Bali sebagai salah satu tujuan wisata ramah lingkungan cukup menarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut serta dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitamya. Selama periode tahun 1999 tercatat jumlah kunjungan sebanyak 56.495 dan periode Januari - April 2000 tercatat jumlah kunjungan sebanyak 13.736 orang dengan rata-rata pengunjung per bulan sebanyak 3.434 orang serta perkiraan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 80% dari total kunjungan. Harga tiket masuk yang berlaku adalah Rp 57.000,00. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakleristik pengunjung BBP, menentukan besamya nilai manfaat rekreasi dengan pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Approach) dan pendekatan kontingensi (Contingent Valuation Method) serta mengetahui dampak BBP pada ekonomi masyarakat di sekitar BBP terutama dalam peluang usaha dan kerja. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat pengunjung, pengelola BBP serta masyarakat setempat dan pemerintah daerah. Menurut Clawson dan Knetsch (1975) permintaan rekreasi dipengaruhi oleh: faklor individu atau yang berhubungan dengan pemakai potensial, faklor yang berhubungan dengan tempat rekreasi (supply) dan [aktor yang berhubungan antara pemakai potensial dengan tempat rekreasi. Dalam menilai manfaat rekreasi, Hufschmidt et al. (1996) menyebutkan inti dari pendekatan biaya perjalanan adalah biaya perjalanan ke suatu tempat rekreasi akan mempengaruhi jumlah kunjungan yang dilakukan oleh seseorang, sedangkan pendekatan kontingensi mendasarkan pada penaksiran kesediaan konsumen untuk membayar barang-barang atau jasa-jasa ataupun kesediaan konsumen untuk menerima kompensasi atas kerugian yang mungkin timbul. BBP yang diresmikan pada tanggal 24 Oklober 1995 merupakan perusahaan PMA yang dikelola oleh PT. Taman Burung Citra Bali Internasional dan berstatus swasta. Perusahaan ini didirikan dengan tujuan sebagai sarana rekreasi, konservasi exsitu, pendidikan dan penelitian. Secara administratif BBP termasuk ke dalam wilayah Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. Desa Singapadu merupakan desa yang berbatasan langsung dan terkena dampak langsung dari keberadaan BBP. Desa seluas 3,7 km' dengan jumlah penduduk pada akhir tahun 1998 sebanyak 4.459 jiwa ini umumnya mempunyai mata pencaharian sebagai pengrajin emas, perak, patung kayu dan patung padas serta pertanian. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu : pada tanggal 12 Mei - 12 Juli 2000 di BBP dengan obyek penelitian adalah pengunjung BBP serla beberapa anggota masyarakat sekitar. Data yang dikumpulkan berupa data primer (karakteristik pengunjung, data biaya perjalanan, data kesediaan membayar, serta karakteristik masyarakat sekitar) dan data sekunder, seperti data karakteristik BBP, datajumlah pengunjung, datajumlah penduduk dan data demografi penduduk Desa Singapadu. Berdasarkan penelitian ini, pengunjung di BBP pada umumnya berusia ;a I tahun dengan tingkat pendidikan yang eukup tinggi, yaitu perguruan tinggi dajl sekolah menengah umum. Pengunjung umumnya berprofesi sebagai pengusaha atau wiraswasta dan pegawai swasta. Pengunjung maneanegara berasal dari negara-negara di Asia, Australia, Amerika dan Eropa, sedangkan pengunjung domestik yang berasal dari daerah-daerah adminins!ratif di Propinsi Bali berasal dari Kabupaten Gianyar, Kodya Denpasar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Badung dan Kabupaten Buleleng (Singaraja). Tujuan utama pengunjung datang ke BBP adalah untuk berjalan-jalan. Seluruh pengunjung menyebutkan keanekaragaman koleksi burung adalah daya tarik utama disamping arsitektur lansekap dan suasananya yang juga ikut menunj~g, karena BBP tidak hanya kaya dengan koleksi burungburung eksotik dan endemik tetapi juga terdifi dari berbagai habitat burung yang menyerupai habitat aslinya deng.an arsitektur lansekap yang indah. Kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung di dalam kawasan BBP pada umumnya adalah: berjalan-jalan dan menikma!i keindahan keanekaragaman burung beserta lansekapnya sambil membaca keterangan yang biasanya terdapat di depan sangkar burung, mengambil gambar/foto BBP, serta beristirahat di restoran yang ada di dalam kawasan BBP. Biasanya pengunjung menghabiskan waktu di dalarn areal BBP selama I - 2 jam. Mereka pada umumnya datang dengan kendaraan pribadi bersarna keluarga, sedangkan pengunjung mancanegara biasanya datang dengan menggunakan jasa biro perjalanan wisata. Frekuensi kedatangan mereka masih rendah berkisar antara I - 4 kali/tahun. Penilaian pengunjung terhadap BBP pada umumnya "sangat bail(' (menurut wisatawan mancanegara) dan "bail(' (menurut wisatawan domestik). Saran-saran pengunjung terhadap fasilitas yang perlu ditarnbahkan di dalam areal BBP digolongkan menjaeli tiga kelompok, yaitu: koleksi (burung dan tumbuhan), informasi (peta, leaflet, dU.) dan fasilitas yang bersifat fisik bangunan. Dari ketiga kelompok tersebut, pengunjung lebih banyak menitikberatkan pada fasilitas informasi. Untuk fasilitas yang perlu diperbaiki, hampir seluruh pengunjung menyatakan tidak ada fasilitas yang perlu diperbaiki (semuanya dalarn keadaan baik). Penilaian manfaat rekreasi dari BBP berdasarkan pendekatan biaya perjalanan tidak sesuai diterapkan untuk kasus di BBP. Hal ini disebabkan sulitnya menentukan biaya perjalanan rata-rata yang pasti karena kunjungan pengunjung ke BBP bukanlah tujuan tunggal, serta respon pengunjung terhadap metode ini kurang begitu baik. / Berdasarkan pendekatan kontingensi yang merupakan metode altermatif dalam menilai manfaat rekreasi diperoleh nilai total BBP berdasarkan kesediaan membayar seluruh pengunjung adalah sebesar Rp 8.429.670.358,00/tahun dengan besamya manfaat rekreasi per orang adalah Rp 160.053,00, sedangkan nilai total BBP berdasarkan kesediaan menerima kompensasi dari seluruh pengunjung adalah sebesar Rp 9.173.010.000/tahun dengan besamya manfaat rekreasi per orang adalah Rp 174.167,00. Jika dirata-ratakan antara WTP dan WTA, maka diperoleh besamya manfaat rekreasi per orang dengan pendekatan kesediaan membayar adalah Rp 167.110,00. Dampak ekonomi keberadaan BBP bagi masyarakat sekitar baik dari Desa Singapadu maupun dari luar Desa Singapadu cukup menguntungkan, diantaranya adalah berupa peningkatan pendapatan dan kesempatan berusaha. Dalam peluang kerja BBP belum dapat memberikan dampak yang nyata karena masyarakat Desa Singapadu pada urnumnya sudah mempunyai pekerjaan sebagai pengrajin emas, perak, patung kayu, patung batu padas dan petani. Hanya saja dengan adanya penyerapan tenaga kerja dari BBP dapat memberikan kontribusi berupa peningkatan pendapatan bagi masyarakat sekitar. Masyarakat menganggap pekerjaan sebagai karyawan BBP merupakan pekerjaan pokok dan pekerjaan sebelumnya menjadi pekerjaan sampingan. Sedangkan masyarakat yang berusaha di sekitar BBP biasanya berasal dari luar Desa Singapadu. Jenis usaha kecil yang timbul diantaranya: warung-warung yang menjual makanan dan minuman, penjual cenderarnata keliling (pedagang acung) dan ojek sepeda motor. Dampak negatifyang timbul dari keberadaan BBP diantaranya: tidak teratumya lingkungan di sekitar areal BBP karena banyaknya pedagang cenderarnata keliling cenderung membuat wisatawan terganggu, timbulnya perjudian atau usaha judi di sekitar BBP walaupun masih bersifat kecil-kecilan, serta timbulnya sifat konsurnerisme di kalangan masyarakat dimana segala sesuatunya cenderung berorientasi pada keuntungan ekonomi semata.