Analisis daerah penangkapan ikan pelagis berdasarkan data suhu permukaan laut satelit NOAA-14/AVHRR, parameter oseanografi dan hasil tangkapan ikan di perairan Natuna, laut Cina Selatan
View/ Open
Date
1999Author
Widyaprasetya, Guntur
Siregar, Vincentius P.
Atmadipoera, Agus Saleh
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian tentang Oseanografi Perikanan di Perairan Natuna Laut Cina Selatan yang masih kurang, sehingga data dasar untuk studi kelautan berorientasi perikanan sangat kurang ataupun tidak aktual. Berdasarkan Data Ditjen Perikanan (1998), tingkat pengusahaan perikanan pelagis di daerah itu baru mencapai taraf 23%, dengan dugaan luas penyebaran 550 ribu km² dan kemelimpahan 1.026 juta ton, serta potensi pada tahun 1997 sebesar 513 ribu ton. Terlihat bahwa sumberdaya ikan laut di perairan tersebut cukup besar dan baik untuk dikelola.
Suhu dan arus merupakan parameter oseanografi yang mempunyai pengaruh sangat dominan terhadap kehidupan ikan khususnya dan sumberdaya hayati laut pada umumnya (Nontji, 1987). Dengan mengetahui distribusi suhu permukaan laut suatu wilayah perairan, akan dapat diamati pola arus serta kemungkinan adanya fenomena upwelling dan thermal front yang merupakan daerah poterisi ikan. Teknologi penginderaan jauh dengan menggunakan satelit NOAA-14/AVHRR adalah suatu alternatif teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui pola distribusi suhu permukaan laut secara sinoptik dan kontinyu.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Daerah Penangkapan Ikan Pelagis di Perairan Natuna Laut Cina Selatan selama Musim Peralihan I dan Musim Timur 1998 melalui interpretasi citra SPL dari Satelit NOAA-14/AVHRR dan parameter oseanografi, serta mengetahui kondisi oseanografi (suhu, salinitas, kelimpahan plankton dan zat hara) di Perairan Natuna - Laut Cina Selatan pada Musim Peralihan I dan Musim Timur tahun 1998 sebagai indikator terjadinya upwelling atau thermal front.
Daerah yang menjadi obyek penelitian adalah Perairan Natuna - Laut Cina Selatan dengan batas koordinat 101°BT-113°BT dan 6°LS-9°LU. Pada survei musim peralihan (April), stasiun terdiri dari 17 stasiun pengarnatan, sedangkan pada survei yang dilakukan pada musim timur (Juli) terdapat beberapa stasiun tambahan, hingga menjadi 25 buah stasiun pengamatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengolah dan menganalisisi data berupa; data oseanografi, data kelimpahan plankton dan zat hara serta data hasil tangkapan ikan, dan data suhu permukaan laut dari Satelit NOAA-14/AVHRR. Data tersebut selanjutnya dianalisis secara spasial dalam hubungannya dengan penentuan daerah penangkapan ikan yang potensial di Perairan Natuna. Daerah yang potensi perikanannya baik diplotkan pada peta SPL dengan cara menginformasikan DPI berdasarkan hasil tangkapannya. DPI hasil analisis akhir diplotkan ke dalam wilayah-wilayah dengan kateqori sangat potensial, potensial dan cukup potensial. ...