Inventarisasi potensi dan kerusakan tegakan akibat pembukaan wilayah hutan (PWH) dalam rangka uji coba sistem silvikultur tebang jalur tanam Indonesia (TJTI) di PT. Suka Jaya Makmur (Alas Kusuma Group) Kalimantan Barat
View/ Open
Date
1995Author
Santoso, Agus Budi
Sutarahardja, Suwarno
Elias
Metadata
Show full item recordAbstract
Pada awal tahun 1993 Departemen Kehutanan RI memperkenalkan suatu sistem silvikultur baru yang disebut Tebang Jalur Tanam Indonesia (TJTI). Sistem ini baru taraf uji coba berdasarkan keputusan Dirjend. Pengusahaan Hutan Nomor: 40/Kpts/IV- BPHH/1993 tanggal 18 Maret 1993. Tujuannya untuk mendapatkan data dan informasi dalam rangka penyusunan Pedoman Pelaksanaan Tebang Jalur Tanam Indonesia. Disamping itu merupakan usaha mencari sistem silvikultur lain yang menjadi alternatif terbaik dalam pengelolaan hutan alam produksi yang lestari.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tegakan dan permudaan pada areal uji coba TJTI yang merupakan areal bekas tebangan. Mengetahui luas keterbukaan tanah hutan dan kerusakan tegakan akibat kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) pada jalur tebang dan jalur konservasi areal TJTI dan menjadi bahan pertim- bangan dalam pelaksanaan sistem silvikultur TJTI terutama pada areal PT Suka Jaya Makmur.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret Agustus 1994 di areal PT Suka Jaya Makmur yaitu Blok 50-50 M, Blok 100-100 M, Blok 200-200 M dan hutan primer. Metoda pengambilan contoh yang digunakan untuk mengetahui potensi tegakan adalah dengan membuat jalur pengamatan kontinyu (Continuous Strip Sampling) yang diletak- kan berjajar secara sistematis dengan jarak antar jalur 50 meter. Dalam jalur ini terda- pat petak-petak pengamatan dengan ukuran antara lain: 20 x 25 m² (Pohon), 10 x 10 m² (Tiang), 5 x 5 m² (Pancang) dan 2 x 2 m² (Semai). Arah Jalur pengamatan tegak lurus memotong jalur tebang dan konservasi, seluas 2 ha (4 x 20 m x 250 m) untuk tiap blok areal TJTI dan 1 ha untuk hutan primer. Data keterbukaan tanah dan kerusak- an tegakan akibat penebangan dan penyaradan kayu untuk bahan bangunan sarana jalan, diambil dari petak pengamatan seluas 100 ha. Sedang data kerusakan akibat kegiatan PWH diambil dari 5 petak pengamatan masing-masing 100 m pada kanan-kiri jalan dalam areal pengamatan 100 ha.
Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa potensi kayu diameter 20 cm ke atas untuk semua jenis pada areal TJTI sebesar 192,797 m³/ha (77,3% merupakan jenis Komersial Dipterocarpaceae dan Non Dipterocarpaceae). Kayu jenis komersial yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah potensi kayu yang berada pada jalur tebang dengan volume rata-rata 143,961 m³/ha. Sedang potensi kayu pada jalur konservasi tetap dilestarikan. ...
Collections
- UT - Forest Management [3062]