Karakteristik Massa Air di Perairan Utara Papua Pada Bulan Juli 2002
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui sebaran suhu dan salinitas secara menegak dan melintang di perairan utara Papua, 2) mengetahui karakteristik massa air di perairan Utara Papua dari profil diagram T-S, 3) mengetahui proporsi percampuran massa air di wilayah Arus Sakal, 4) mengetahui batas-batas wilayah penyebaran massa air Pasifik Selatan dan Pasifik Utara di Perairan Utara Papua. Lokasi penelitian ini berada pada posisi lintang ekuator (00) sampai 7,820 LU dan 128.50 BT sampai 1360 BT di Perairan Utara Papua. Data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari program TOCS (Tropical Ocean Climate Study) dengan Kapal Penelitian Mirai dan mengambil28 stasiun yang terbagi menjadi 4 transek, yaitu A, B, C dan D. Pengambilan data dilakukan dari tanggal 2 - 13 Juli 2002 dengan menggunakan alat Conducfivity Tempcrnfure Depflz (CTD) dan Expendable Conductivity Tempernture Depflz (XCTD). Pengolahan data menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel dan ODV (Ocean Data Vier(?v) ersi 1.3 mp. Hasil dari pengolahan data ditampilkan dalam bentuk sebaran menegak, melintang dari suhu dan salinitas, sebaran horizontal salinitas dan diagram T-S yang ditampilkan tiap transek, sedangkan sebaran horizontal salinitas ditampilkan berdasarkan pada densitas. Perairan utara Papua memiliki rata-rata suhu permukaan di atas 29.30 oC. Nilai suhu di atas merupakan ciri khas kolam air hangat. Ketebalan lapisan tercampur pada tiap stasiun pengamatan sangat bervariasi. Secara umum lapisan ini terbentuk akibat adanya pengadukan massa air yang dilakukan oleh angin. Lapisan tercampur dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : tekanan angin, pemanasan matahari dan partikel yang membatasi penetrasi bahang di kedalaman. Perairan Utara Papua pada lintang di atas 5 O LU terlihat adanya ketebalan lapisan tercampur yang lebih tipis dibandingkan pada lintang di bawah 50 LU . Keadaan ini diduga disebabkan oleh adanya eddy yang berada pada daerah tersebut. Ketebalan lapisan termoklin terlihat adanya variasi kedalaman. Pada posisi lintang di atas 50 LU ketebalan lapisan ini cenderung lebih tipis dibanding dengan ketebalan lapisan termoklin di posisi lintang di bawah 5 O LU. Keadaan ini dipengaruhi oleh eddy di Perairan Utara Papua, dimana Mindnizno eddy akan bersifat mengangkat lapisan termoklin, sedangkan Halinnl~erne ddy akan bersifat menekan lapisan termoklin. Sebaran salinitas relatif rendah dan homogen di permukaan. Keadaan ini disebabkan oleh adanya wilayah konveksi aktif atrnosfer pada Perairan Utara Papua sehingga curah hujan tinggi. Lapisan haloklin terlihat di bawah lapisan tercampur, lapisan ini sebagai pembatas lapisan di atas yang ringan dengan lapisan di bawahnya yang lebih berat. Pada lintang di atas 50 LU lapisan ini lebih dangkal dan tipis dibanding pada lintang lebih rendah. Hal ini diduga karena adanpa pengaruh dari pergerakan Mindnnno eddy yang bersifat mengangkat lapisan ini pada lintang di atas 5oLU dan Hnlnznlzern eddy yang bersifat menekan lapisan ini pada lintang di bawah 50LU. Profil diagram temperatur-salinitas (diagram T-S) menunjukkan pola yang berbeda antar trasek . Hal ini menunjukkan karakteristik massa air yang berbeda di Perairan Utara Papua. Massa air ini terdiri dari Southern Pncific Tropicnl Wnfer (SPTW) dengan karakter salinitas maksimum, Nortlzenz Pncific Tropicnl Wnter (NPTW) dengan karakter salinitas maksimum, Nortlzern Pacific liztenilediafe Wnter (NPIW) dengan karakter salinitas minimum dan Anfnrnrfic Iizfernzediafe Water (AAIW) dengan karakter salinitas minimum. Pada lintang sekitar 50 LU di wilayah Arus Sakal Ekuator Utara te rjadi percampuran massa air antara NPTW dan SPTW pada densitas yang berbeda pada lapisan termoklin. Massa air di Perairan Utara Papua di wilayah Arus Sakal Ekuator Utara didominasi oleh massa air yang berasal dari Pasifik Utara. Sebaran massa air Samudera Pasifik Utara dan Samudera Pasi£ik Selatan berbatasan di sekitar lintang 50 LU. Keadaan ini ditunjukkan dengan batas sebaran vertilcal dan horizontal dari suhu dan salinitas di Perairan Utara Papua yang diperlihatkan di stasiun 4 dan stasiun 25 dimana merupakan lokasi batas penyebaran massa air tersebut.