Perbaikan Kualitas Kayu Kelapa Sawit (Ezaeis guineensis Jaqc.) Dengan Metode "Compress"
Abstract
Berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki kayu kalapa sawit (Etaeis guineensis Jaeq.), maka kayu kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pengganti kayu konvensional yang lazim digunakan sekarang ini untuk konstruksi-konstruksi ringan, mebel (jiu"ni!ure), mengingat dewasa ini ketersediaan kayu di Indonesia rnasih kurang karen a turunnya pasokan dari hutan tropis dan tingginya permintaan. Sebagai bahan baku, kayu kelapa sawit dituntut dapat memiliki sifat fisik mckanik yang dapat memenuhi persyaratan kekuatan struktural dan keamanan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Oleh karena itll agar penggunaan kayu kelapa sawit dapat diperluas, maka diperlukan perlakuanperlakuan tambahan seperti pengawetan untuk meningkatkan umur pakai, pengeringan untuk mempertinggi kekuatan dan mencegah bio-deteriorasi oleh mikroorganisme perusak kayu, dan impregnasi atau kompregnasi untuk meningkatkan sifat fisis dan mekanis. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan batang kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) menjadi bahan baku bangunan dan mebel (furniture) yang berkualitas tinggi melalui perbaikan kualitas, sehingga sumber daya alam yang tidak bernilai menjadi sumber daya alam yang bernilai yang secara tidak langsung dapat mengefisienkan penggunaan sumber daya lainnya terutama sumbcrdaya kayu yang sekarang ini ketersediaannya semakin menurun, disamping itu dari segi sosial ekonomi maka pemanfaatan kayu kelapa sawit ini juga dapat meningkatkan kesempatan berusaha bagi penduduk sekitar untuk meningkatkan kesejahteraanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisis dan mekanis kayu sawit compress meningkat, kadar air kayu sawit compress papan tepi lebih rendah bila dibandingkan dengan papan medium. Hal yang sarna juga berlaku untuk sifat susut volume karena susut volume kayu sangat dipengaruhi oleh keadaan kandungan air di dalam kayu. Nilai rata-rata berat jenis papan tepi tertinggi 0.89 terdapat pada perlakuan dengan tekanan yang konstan dan terendah 0.84 pada perlakuan dengan pemberian"' tata waktu dan tekanan yang bertahap, sedangkan pada papan medium tertinggi 0.98 pada perlakuan dengan tekanan yang konstan dan terendah 0.89 pada perlakuan dengan pemberian tata waktu dan tekanan yang bertahap. Nilai rata-rata MOE dan MOR papan sawit campress papan tepi lebih besar bila dibandingkan dengan papan medium, nilai rata-rata MOE tertinggi adalah 104749 kg/em' pad a papan tepi yang mendapatkan perJakuan dengan pemberian tata waktu dan tekanan bertahap. Nilai rata-rata keteguhan tekan sejajar serat kayu sawit compress papan bagian tepi lebih tinggi bila dibandingkan dengan papan medium. Nilai rata·rata tertinggi sebesar 414 kg/em' diperoleh pada perlakuan dengan pemberian tekanan yang konstan selama satu siklus perlakuan sedangkan untuk papan medium nilai keteguhan tekan sejajar serat tertinggi sebesar 252 kg/cm2 diperoleh pacta pcrlakuan dengan pemberian tckanan yang konstan selama satu siklus perlakuan. Nilai rata-rata sifat kekerasan papan tepi tertinggi 350 kg/em' pada perlakuan dengan pemberian tata \Vaktu dan tekanan bertahap, sedangkan terendah adalah 261 kg/em' pada perlakuan dengan pemberian tekanan yang konstan selama satu siklus perlakuan, sedangkan papan medium nilai rata-rata kekerasan tertinggi adalah 300 kg/em' pada perlakuan dengan pernberian tata waktu dan tekanan bertahap sedangkan terendah adalah 245 kg/ern' pada perlakuan dengan pernberian tekanan yang konstan selarna satu siklus perlakuan. Berdasarkan perlakuan yang diberikan, perlakuan dengan pemberian tata waktu dan tekanan yang bertahap (perlakuan II dan III) mernberikan hasil yang lebih baik untuk rneningkatkan sifat fisis dan mekanisnya, bila dibandingkan dengan perlakuan yang konstan (perlakuan 1), sedangkan pada perlakuan III dengan pernberian tekanan rnaksirnurn 15 kgf/ern' , memberikan hasil yang lebih rendah bila dibandingkan dengan perlakuan 11, hal ini disebabkan karena teljadi proses pernadatan yang melebihi kemampuan serat kayu untuk menahan beban press tersebut sehingga terjadi kerusakan sel yang berakibat mereduksi kekuatannya. Berdasarkan kriteria PPKI 1971 yang menduga kelas kuat kayu berdasarkan berat jenisnya, maka kayu sawit compress papan tepi termasuk kedalam kelas kuat I, akan tetapi bila dilihat dari nilai MOE untuk standar kelas kuat I, maka nilai rata-rata yang diperoleh kayu sawit compress papan tepi jauh dibawah standar yang disyaratkan, berdasarkan standar tersebut maka kayu sawit compress tennasuk kedalam kelas kuat II sampai dengan kelas kuat III. Dengan dimanfaatkalmya kayu kclapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yang selama ini tidak terpakai, diharapkan bisa menambah ketersediaan kayu dipasaran sebagai bahan baku mebel dan bangunan, sehingga secm·a tidak langsung dapat mengurangi laju deforestasi hutan alam yang dilakukan sekarang ini.
Collections
- UT - Forestry Products [2386]