Strategi Pengembangan Bisnis Kelapa Sawit (Studi Kasus pada Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara VIII, Propinsi Banten)
Abstract
satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian integral pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal, (a) kelapa sawit merupakan penggerak utama (prime mover) pengembangan agribisnis kelapa sawit mulai dari hulu hingga ke hilir (Saragih, 1998), (b) pembangunan sub sektor kelapa sawit merupakan penyedia lapangan kerja yang cukup besar dan sebagai sumber pendapatan petani; (c) kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang memiliki andil besar dalam menghasilkan devisa negara. Tahap pertama dalam penelitian ini ialah mengenali visi dan misi perusahaan yang telah ada. Kemudian me\akukan analisa terhadap lingkungan internal perusahaan dilakukan pada bagian keuangan, sumber daya manusia, produksi, pemasaran, serta penelitian dan pengembangan . Analisis terhadap lingkungan internal untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis faktor eksternal dilakukan untuk menganalisis politik, ekonomi, so sial, budaya, teknolog( ekologi, produk subtitusi, kekuatan konsumen, kekuatan pemasok, masuknya pesaing baru, persaingan sesama industri. Analisis faktor eksternal ini untuk mengetahui berbagai peluang dan ancaman yang ada di dalam industri sehingga diketahui peluang dan ancaman bagi perusahaan. Faktor-faktor strategis dari lingkungan internal dan eksternal ini telah diidentifikasi menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang akan diringkas dalam matrik IFE dan EFE. Kedua matrik ini dipadukan dalam matrik IE (internal-eksternal) untuk mengetahui posisi perusahaan pada 9 sel yang terdapat pada matrik IE dan strategi apa yang dapat dijalankan perusahaan. Selanjutnya melalui analisis SWOT digunakan untuk mengetahui alternatif strategi bagi pengembangan perusahaan. Setelah alternatif strategi diketahui dilakukan pt'ngambilan keputusan untuk menentukan strategi yang paling tepat dan menjadi prioritas utama untuk dujalankan perusahaan. Untuk itu diperlukan alat bantu analisis yaitu QSPM. Berdasarkan kondisi internal perusahaan maka dapat diidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Ada 10 faktor kunci kekuatan internal perusahaan dan 7 faklor kelemahan perusahaan. Beberapa faktor kekuatan perusahaan adalah (1) Hubungan yang baik antara karyawan, (2) penjualan CPO dan Kernel merupakan komoditas yang menghasilkan laba yang besar bagi PTPN VIII tahun 2003, (3) kualitas hasil CPO dan Kernel yang baik sesuai dengan standar Departemen Pertanian, (4) adanya pembangunan-pembangunan pada pabrik untuk peningkatan produktifitas hasil (CPO dan Kernel), (5) adanya penambahan areal tanaman kelapa sawit oleh PTPN VIII, (6) lokasi pabrik yang strategis, (7) pemasaran hasil CPO dan Kernel yang sejalan dengan kemampuan produksi pabrik, (8) kesejateraan karyawan benar-benar diperhatikan, (9) kualitas SDM yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, dan (10) PTPN VIII banyak melakukan proyek kerjasama dengan lembaga-lembaga penelitian. Beberapa kelemahan utama perusahaan adalah (1) pabrik pengolahan kurang efektif dan efisien, (2) kurangnya ketersediaan bahan baku (TBS) sehingga kinerja pabrik pengolahan tidak optimal, (3) perkebunan lahan kelas- 3 (dan produktifitas kebun di bawah standar S-3), (4) umur tanaman sawit yang sudah tua sehingga produktifitasnya menurun, (5) pemanfaatan limbah hasil industri yang belum maksimal, (6) kurangnya disiplin tenaga kerja, (7) dan kurangnya komunikasi pihak PTPN VIII dengan masyarakat sekitar dan petani plasma. Identifikasi faktor ekternal perseroan meliputi identifikasi terhadap peluang dan ancaman ekternal. Ada 8 peluang dan 8 ancaman bagi perusahaan. Beberapa peluang yang dihadapi perusahaan adalah (1) pajak ekpor turun, (2) PIR membantu PTPN dalam meningkatkan produksi, (3) permintaan CPO dalam dan luar negeri menir.gkat, (4) nilai tukar rupiah yang menguat terhadap US dolar, (5) penemuan baru dalam pemanfaatan minyak sawit, (6) minyak sawit ramah lingkungan, (7) adanya teknik budidaya baru yang memngkatkan produktitltas, dan (8) produk kelapa sawit masih lebih baik dari subtitusinya. Sedangkan yang menjadi ancaman bagi PTPN VlII adalah (I) pembatasan ekspor, (2) campur tangan pemerintah harga CPO, (3) JCeamanan dalam negeri yang belum stabil (penjarahan), (4) kampanye anti minyak sawit, (5) persaingan dalam industri CPO dan kernel akan lebih ketat, (6) pc:rsaingan dalam mendapatkan TBS, (7) mudahnya perusahaan untuk masuk dalam bisnis industri kelapa sawit, dan (8) konsumen dilindungi pemerintah dari mekanisme harga pasar. Berdasarkan matrik IE dapat diketahui bahwa perllsahaan berada pad a kuadran 5. Dengan posisi tersebut maka strategi yang dapat dilakukan oleh PTPN VIII adalah slralegi perlu/wnkun dun peliizura, melailli penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang teroanyak dilakukan pada bagian ini .. Pengembangkan produk dilakukan dengan cara, memperluas fasilitas produksi, teknologi melalui pengembangan internal dan eksternaI, dan meningkatkan akses ke pasar yang lebih I uas. Tahap pencocokan dengan matrik SWOT dipero!eh empat alternatif strategi untuk pengembangan komoditas kelapa sawit di PTPN VIII, yaitu SO,WO, ST, dan WT. Strategi SO melalui memperluas pasar dan meningkatkan penjualan, melakukan peningkatan produksi, dan pengembangan produk. Strategi WO melalui pelatihan SDM. Strategi ST melalui meIakukan kerjasama dengan lembaga terkait. Dan strategi WT melalui memperbanyak penelitian dalam memperoleh infonnasi bagi perusahaan dan optimalisasi penggunaan sumber daya. Alternatif strategi yang dihasilkan dalam matrik SWOT dianaIisis lebih Ianjut dengan menggunakan matrik QSPM untllk memilih strategi prioritas bagi perusahaan. Hasil matrik QSPM menunjukkan bahwa melakukan meIakukan peningkatan produksi, dengan bobot sebesar 6,306824. Berbagai alternatif strategi yang dihasilkan diharapkan dapat meningkatkan daya saing PTPN VIII dalam industri pengolahan kelapa sawit.