Pengaruh Penambahan Beberapa Macam Antibiotik Kedalam Ransum Terhadap Produksi Telur, Konsumsi Dan Konversi Ransum Ayam Petelur Tipe Medium
View/ Open
Date
1987Author
Prayitno, Sucipto
Hardjosworo, Peni S.
Sugandi, Dawan
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Ternak Unggas, Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan selama lima bulan yaitu mulai tanggal 5 Oktober 1985 sampai dengan 28 Februari 1986.
Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh penambahan beberapa macam antibiotik kedalam ransum terhadap produksi telur "henday", konsumsi ransum, konversi ransum dan nilai Haugh unit telur ayam petelur tipe medium.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok. Terdapat enam macam perlakuan yaitu: (1) ransum basal sebagai kontrol (K), (2) ransum basal + 5 ppm kitasamycin dan 1.5 ppm colistin (T1), (3) ransum basal + 10 ppm kitasamycin dan 3 ppm colistin (T2), (4) ransum basal+ 100 ppm Zn bacitracin (T3), (5) ransum basal + 25 ppm spiramycin (T4) dan (6) ransum basal+ 50 ppm oxytetracy- cline (T5). Setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan yang juga berfungsi sebagai kelompok. Setiap kelompok terdiri dari enam unit penelitian yang masing-masing berukuran 48 ekor ayam.
Rataan produksi telur selama 13 minggu penelitian adalah: 67.75% (K), 63.07% (T1), 59.86% (T2), 63.79% (T3), 63.93% (T4) dan 61.69% (T5). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semua antibiotik yang digunakan tidak mempengaruhi produksi telur selama penelitian, kecuali pada minggu ke-13. Pada minggu ke-13 produksi kelompok kontrol lebih tinggi dibanding semua kelompok yang memperoleh antibiotik.
Rataan konsumsi ransum selama 13 minggu penelitian adalah: 752.39 gram/ekor/minggu untuk kontrol, sedangkan untuk T1, T2, T3, T4 dan T5 berturut-turut adalah 740.66, 730.16, 742.09, 739.93 dan 734.12 gram/ekor/minggu. Penambahan antibiotik tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum kecuali pada minggu ke-3 dan ke-7. Pada minggu ke-3 konsumsi ransum kelompok yang memperoleh perlakuan T5 dan T2 lebih rendah dibanding T3 dan T1. Pada minggu ke-7 kelompok yang memperoleh perlakuan T2 mengkonsumsi ransum lebih sedikit dibanding kelompok yang memperoleh perlakuan lain termasuk kontrol.
Penambahan antibiotik kedalam ransum tidak berpengaruh terhadap konversi ransum pada seluruh minggu penelitian. Konversi ransum kumulatif selama penelitian untuk kontrol, T1, T2, T3, T4 dan T5 berturut-turut adalah 2.89, 3.08, 3.16, 3.04, 2.84 dan 3.11.
Nilai Haugh unit tidak dipengaruhi oleh penambahan antibiotik kedalam ransum. Rataan nilai Haugh unit selama 13 minggu adalah: 93.22 untuk kontrol, sedangkan untuk T1, T2, T3, T4 dan T5 berturut-turut adalah 93.07, 94.15, 94.73, 94.55 dan 93.26.