Ketahanan Domba Dan Kambing Terhadap Panas Di Padang Rumput Lapangan, Brachiaria Decumbens Dan Setaria Splendida
View/ Open
Date
1989Author
Kuraesin, Ecin
Mansjoer, Sri Supraptini
Wiradarya, Tantan R.
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilakukan di Unit Pendidikan dan Pene litian Peternakan Jonggol (UPJ), Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bo- gor. mulai bulan Pebruari sampai dengan bulan Maret 1988.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan sifat fisiologis dan ketahanan panas kambing pada temperatur lingkungan UPZJ. domba dan
Materi yang digunakan terdiri dari 12 ekor domba dan 1.2 ekor kambing yang ditempatkan di padang rumput lapangan Brachiaria decumbens dan Setaria splendida masing masing empat ekor yang terdiri dari dua ekor berbobot badan ringan dan dua ekor berbobot badan berat.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap percobaan faktorial 3 * 2 * 2 , faktor pertama yaitu jenis rumput yang ditanam di padang penggembalaan (rumput lapang, Brachiaria decumbens dan Setaria splendida), faktor kedua adalah jenis ternak (domba dan kambing) dan faktor ketiga adalah bobot badan (ringan dan berat). Analisis statistik yang digunakan adalah Sidik Ragam, dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
Peubah yang diukur adalah temperatur rektal, frekuensi respirasi, denyut jantung, temperatur lingkungan, kelembaban relatif dan dilakukan pengamatan terhadap adaptasi tingkah laku. Pengukuran dilakukan tiga kali sehari yaitu pagi, siang dan sore.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis rumput menye babkan perbedaan yang tidak nyata pada temperatur rektal, tetapi nyata pada frekuensi respirasi (P<0.01) dan denyut jantung (P < 0.1) . Hasil uji BNT pada frekuensi respirasi perbedaan antara R2 dengan Rl dan R3 sangat nyata (P < 0.01) sedangkan Rl dengan R3 tidak berbeda nyata. Pada denyut jantung antar R1, R2 dan R3 berbeda nyata (P < 0.1) . Jenis ternak berpengaruh sangat nyata (P < 0.01) terhadap temperatur rektal dan frekuensi respirasi, sedangkan terhadap denyut jantung berpengaruh nyata (P < 0.1) . Domba (J1) mempunyai temperatur rektal (P<0.01), frekuensi respirasi (P< 0.01) dan denyut jantung (P <0.1) lebih tinggi dari kambing
(J2). Bobot badan sangat nyata (P < 0.01) mempengaruhi temperatur rektal dan denyut jantung, tetapi terhadap frekuensi respirasi tidak berpengaruh nyata. Ternak yang berbobot badan ringan (Kl) mempunyai temperatur rektal dan denyut jantung yang lebih tinggi (P < 0l) dari ternak yang berbobot lebih berat (K2).
Tidak ada interaksi antara jenis rumput, jenis ternak
dan bobot badan terhadap temperatur rektal dan denyut jantung, tetapi terhadap frekuensi respirasi terdapat interaksi yang sangat nyata ( P < 0.01 ) . Waktu pengamatan berpengaruh nyata (P < 0.01) terhadap temperatur rektal, frekuensi respirasi dan denyut jantung. Hasil uji BNT menunjukan bahwa antara wl, w2 dan w3 berbeda sangat nyata.
Hasil pengamatan terhadap tingkah laku menunjukan bahwa ternak akan bermalas-malasan atau istirahat dalam naungan dan meningkatkan "panting" yang lebih intensif bila temperatur lingkungan meningkat.