Pengaruh temperatur dalam pewarnaan benang bulu domba priangan dan merino
View/ Open
Date
1999Author
Ornam, Sabandayat
Simamora, Suhut
Wiradarya, Tantan Rustandi
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil proses pewarnaan adalah suhu. Vickerstaff (1954) menyatakan bahwa pewarnaan pada suhu tinggi menyebabkan peningkatan kecepatan penyerapan, artinya jumlah zat warna yang diserap meningkat dan akibatnya warna yang dihasilkan akan tua (gelap). Kelemahan pewarnaan dengan suhu tinggi adalah kesetimbangan (kerataan) warna tidak tercapai.
Sementara itu, Djufrie et al. (1976) menyatakan bahwa kecepatan penyerapan
dimana zat warna yang terserap akan maksimum terjadi hanya sampai suhu tertentu. Oleh
karena itu, perlu diketahui suhu tertentu untuk mendapatkan kecepatan penyerapan zat
warna yang optimum serta mendapatkan hasil pewarnaan yang rata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur pewarnaan terhadap daya serap, kecerahan, kerataan dan tahan luntur warna benang bulu domba Priangan dan Merino.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Agustus 1999 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Sub Pengolahan Hasil Ikutan Ternak Fakultas Peternakan IPB, Laboratorium Pencelupan dan Laboratorium Kimia Analisa Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil serta Laboratorium Pengujian Kimia Tekstil, Balai Besar Tekstil Bandung.
Rancangan percobaan yang digunakan untuk pengukuran parameter daya serap warna adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 3x2 dengan faktor perlakuan suhu dan bangsa. Sedangkan untuk parameter kecerahan, kerataan dan tahan luntur warna menggunakan rancangan acak lengkap pola searah dengan faktor perlakuan suhu. Suhu yang digunakan sebagai perlakuan adalah 50°C (A1), 70°C (A2), dan 90°C (A3). Adapun jenis benang yang digunakan adalah berasal dari bangsa domba Priangan (B1) dan Merino (B2).
Suhu pewarnaan dan bangsa domba sangat nyata (P<0.01) mempengaruhi daya serap warna benang. Hal tersebut terlihat pada suhu yang makin tinggi dan pada bangsa domba yang wolnya makin halus, maka daya serap warnanya semakin tinggi. Sementara itu, interaksi antara bangsa domba dengan perlakuan suhu tidak nyata mempengaruhi daya serap warna dari benang bulu domba Priangan dan Merino. Perbedaan daya serap warna antara benang bulu domba Priangan dan Merino disebabkan oleh sifat fisik benang....