Studi performans produksi cacing tanah dari tiga spesies yang berbeda
Abstract
Informasi tentang cacing tanah daerah sub tropis seperti Eisenia foetida dan Lumbricus rubellus sudah banyak diperoleh dari berbagai penelitian. Tetapi hingga saat ini masih sedikit sekali penelitian untuk cacing tanah lokal daerah tropis seperti Perionyx exavatus. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari performans produksi cacing tanah lokal Perionyx exavatus dengan menggunakan cacing tanah yang umum dibudidayakan (Eisenia foetida dan Lumbricus rubellus) sebagai pembanding.
Cacing tanah dari ketiga spesies tersebut dipilih yang telah tampak klitelumnya (berumur 70-84 hari), dipelihara pada kondisi yang sama dalam media berupa kotoran sapi perah dan cacahan batang pisang yang telah difermentasi. Kotoran sapi perah yang telah difermentasi selama dua hari digunakan sebagai pakan, diberikan dua hari sekali sebanyak 200 gram. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan peubah yang diamati adalah bobot biomassa cacing tanah induk (gram), jumlah kokon (butir), jumlah anak cacing yang menetas (ekor) dan bobot biomassa anak cacing yang menetas (gram).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cacing tanah induk Perionyx exavatus memiliki rataan bobot biomassa lebih kecil (36,25±9,56 gram) dari pada Eisenia foetida (55,75±7,57 gram) dan Lumbricus rubellus (52,28±6,07 gram). Hasil yang sama juga ditunjukkan pada bobot biomassa anak cacing yang baru menetas. Bobot biomassa anak Perionyx exavatus yaitu 17,22±5,07 gram, sedangkan Eisenia foetida 33,44±21,84 gram dan Lumbricus rubellus 29,00±17,76 gram.
Rataan produksi kokon cacing tanah Perionyx exavatus (64,11±27,48 butir) lebih rendah dibanding spesies Eisenia foetida (278,56±105,33 butir) dan Lumbricus rubellus (318,67±47,43 butir), tetapi rataan jumlah anak cacing dari penetasan satu kokonnya lebih banyak daripada kedua spesies cacing tanah tersebut. Rataan jumlah anak cacing yang menetas berturut-turut adalah Perionyx exavatus 402,78±363,70 ekor, Eisenia foetida 483,33±200,05 ekor dan Lumbricus rubellus 518,89±162,29 ekor.
Cacing tanah dapat dikembangkan sepanjang produksi dan reproduksinya tinggi (massa banyak, kokon banyak) dan lahap makan. Dari hasil yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa cacing tanah lokal Perionyx exavatus baik untuk dikembangkan karena massa cacing per kokonnya cukup banyak, tidak kalah dibanding cacing tanah non lokal Eisenia foetida dan Lumbricus rubellus.