Kaji banding penggunaan prostaglandin F2x (PGF2x) antara aplikasi intraovari dan intramuskuler pada ternak sapi
View/ Open
Date
2001Author
Noor, Sahzinan Mohd.
Supriatna, Iman
Achjadi, Kurnia
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian tentang kaji banding penggunaan prostaglandin F2a (PGF20) antara aplikasi intraovari (i.o.) dan intramuskuler (i.m.) pada ternak sapi telah dilakukan di peternakan rakyat, perusahaan peternakan sapi dan Bagian Reproduksi dan Kebidanan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH-IPB). Peternakan yang dipakai diantaranya, peternakan sapi potong di satuan kawasan pemukiman transmigrasi Pasir Pengairan, Riau pada bulan Oktober 1999 dan di Blora Jawa Tengah yaitu pada bulan Mei 2000. Peternakan rakyat yang memelihara sapi perah yaitu di daerah kerja Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, Bandung Jawa Barat pada bulan Desember 2000 dan Januari 2001. Selain itu juga dilakukan di PT Taurus Dairy Farm, Cicurug-Sukabumi, Jawa Barat pada bulan November dan Desember 2000.
Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) menentukan efektivitas aplikasi prostaglandin F2a melalui administrasi i.o., 2) menentukan aplikasi yang paling efektif antara aplikasi prostaglandin F2a i.m., atau i.o., 3) menentukan efektivitas aplikasi prostaglandin F2a 1.0., pada sapi perah dan sapi potong dan 4) menentukan metode penyingkiran corpus luteum (CL) yang sederhana dan ekonomis dengan penggunaan penyuntikan prostaglandin F2 -
Kecepatan timbulnya estrus (onset estrus) adalah jarak waktu pemberian prostaglandin F2a dengan awal penampakan estrus. Onset estrus dianalisis dengan menggunakan analisis rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 2 yang terdiri atas dua faktor yaitu faktor rute aplikasi penyuntikan prostaglandin F2a (i.o., atau im.) dan faktor tipe bangsa sapi (tipe perah atau tipe potong). Sedang presentase estrus dianalisis menggunakan uji Khi Kuadrat dan onset etrus atau kecepatan timbulnya estrus disidik dengan analisis ragam (Anova) dan perbedaan perlakuan dengan uji T.
Sebanyak 52 ekor sapi yang dipakai dalam penelitian ini yang terdiri atas dua tipe bangsa yaitu sapi potong dan sapi perah. Diantaranya empat ekor sapi Bali dan 15 ekor sapi Peranakan Ongole (PO) sedangkan sapi perah sebanyak 33 ekor Friesien holstein (FH). Sapi dibagi dalam kelompok perlakuan pemberian i.o., dan i.m. Kelompok tersebut dibagi lagi berdasarkan kelompok tipe bangsa sapi yaitu kelompok tipe perah dan tipe potong. Seluruh sapi dibagi dalam empat kelompok dan diberi perlakuan sesuai kelompoknya. Perlakuan penyuntikan prostaglandin F2a melalui rute i.o., dengan dosis 1,5 mg luprostiol/0,2 ml sebanyak 11 ekor tipe potong dan 12 ekor tipe perah, sedangkan penyuntikan melalui rute i.m., dengan dosis 15 mg luprostiol/2 ml sebanyak lapan ekor tipe potong dan 21 ekor tipe perah. Pengamatan dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore selama satu jam, sampai enam hari…dst