Studi kasus skabies pada kambing di kelompok peternak kambing Simpay Tampomas Sumedang, Jawa Barat
Abstract
Penyakit skabies dikenal juga sebagai mange, itch, scab, acariasis. Di Indonesia dikenal dengan kudis, budug, darang dan mange. Penyakit ini adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh sekelompok tungau (Colville, 1991).
Penyakit skabies pada kambing bisa disebabkan oleh beberapa spesies tungau; Sarcoptes scabiei var. capprae, Psoroptes caprae, Chorioptes caprae, dan Demodex caprae. Secara klinis penyakit skabies ini ditandai dengan adanya lesio awal berupa papula, vesikula, erytema (Soulsby, 1982). Pada kasus yang parah kulit terlihat mengeras, menebal, berkerut-kerut dan kulit terlihat gundul serta hewan terinfeksi akan menggesek-gesekan daerah yang gatal ke tiang kandang, menggaruk dan menggigit kulitnya secara terus-menerus (Colville, 1991).
Penyakit skabies dapat didiagnosa dengan melihat tipe dan distribusi dari lesio (Belding, 1965), selain itu juga dengan melihat sejarah penyakit dan gejala klinisnya (Colville, 1991). Sedangkan untuk mengetahui jenis tungau penyebabnya dapat dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis (Direktorat Kesehatan Hewan, 1981).
Pengobatan penyakit skabies pada kambing ini menurut Manurung (1995), dapat dilakukan melalui: memandikan atau membasahi penderita dengan insektisida Coumaphos (Asuntol®) 0,1%, Trichlorphon (Neguvon®) 0,15% dan Lindane 0,05% dalam air. Obat yang diberikan melalui suntikan yaitu Ivermectin (Ivomec) dengan dosis 0,2 mg/kg berat badan secara subcutan. Obat yang dioleskan pada kulit yang terinfeksi yaitu Asuntol salep 2%, Neguvon salep 3%, Lindane salep 1%. Obat alternatif lain yang bisa digunakan adalah oli bekas dan salep belerang 2,5% (Manurung et al., 1992).
Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui penyebab dan faktor- faktor yang mempengaruhi proses terjadinya skabies, jumlah kambing yang terinfeksi, serta harapan pengobatan yang bisa dilakukan di kelompok peternak kambing Simpay Tampomas.
Hasil studi kasus menunjukan sebanyak 91 ekor kambing di kelompok peternak kambing Simpay Tampomas periode Juli 1998-Desember 2000 terkena penyakit skabies. Dari hasil pemeriksaan kerokan kulit diketahui penyebabnya adalah Sarcoptes scabie var. caprae. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit adalah sanitasi kandang dan lingkungan yang kurang memadai, adanya vektor penyebar penyakit, suhu yang rendah dan curah hujan yang tinggi serta belum pahamnya peternak dalam meberikan perlakuan terhadap kambing yang terinfeksi. Pengobatan yang dilakukan di kelompok peternak kambing Simpay Tampomas yaitu dengan menggunakan Ivermectin (Ivomec) dan obat alternatif berupa oli bekas.