Analisis pengaruh suhu udara terhadap intensitas kebisingan di bandar udara (studi kasus: bandar udara Ahmad Yani Semarang)

Abstract

Bandar udara Ahmad Yani Semarang merupakan bandara yang sibuk karena hingga saat ini didarati pesawat terbang dengan jumlah rata-rata 33 unit per hari. Selain dampak positif sebagai pintu gerbang lalu lintas udara, keberadaan bandar udara juga memiliki dampak negatif yaitu kebisingan yang diterima masyarakat sekitar. Kondisi meteorologi seperti suhu udara mempengaruhi propagasi suara. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui intensitas kebisingan serta pengaruh suhu udara terhadap intensitas kebisingan yang terukur. Penelitian ini dilakukan pada empat titik yang mewakili prosedur pengukuran menurut ICAO (International Civil Aviation Organization) yaitu di apron, pelataran parkir terminal, perumahan Cakrawala, dan landasan pacu barat. Hasil rata-rata intensitas kebisingan yang terukur pada tanggal 19, 20, 21 dan 23 April 2012, diantara empat titik pengukuran, rata-rata intensitas kebisingan maksimum yang tercatat sebesar 80 dB(A) di apron dan rata-rata intensitas kebisingan minimum sebesar 53,5 dB(A) di perumahan Cakrawala. Pengaruh suhu udara terhadap intensitas kebisingan yang terukur pada penelitian ini tidak menunjukkan pengaruh yang jelas akibat sampel data tidak diukur pada suhu udara yang beragam. Pada lokasi apron dan perumahan Cakrawala menunjukkan terjadi penurunan intensitas kebisingan seiring dengan peningkatan suhu udara, sedangkan di lokasi pelataran parkir terminal dan landasan pacu barat menunjukkan terjadi peningkatan intensitas kebisingan yang terukur seiring dengan peningkatan suhu udara….