Pengaruh residu pupuk P dengan berbagai tingkat ketersediaan P tanah terhadap produksi tanaman kedelai (Glycine Max) pada tanah latosol merah (Oxic dystropept) Gunung Sindur, Bogor
View/ Open
Date
2001Author
Manalu, Rohani
Leiwakabessy, F.M.
Wiradinata, Otjim W.
Metadata
Show full item recordAbstract
Lahan kering di Indonesia didominasi oleh tanah masam yang bermasalah seperti tanah Latosol. Salah satu kendala untuk meningkatkan produksi pangan pada tanah ini adalah ketersediaan P dan efisiensi pemupukan P rendah, karena pada pH rendah sebagian besar hara P diikat oleh Fe dan Al menjadi bentuk yang kurang tersedia bagi tanaman. Perbaikan efisiensi pemupukan P dapat dilakukan dengan pengapuran dan pemberian bahan organik. Di pihak lain pupuk P yang ditambahkan tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan oleh tanaman, karena diretensi oleh tanah. Sisa pupuk yang tertinggal dapat menimbulkan efek residu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh residu pupuk P dari pertanaman padi gogo musim sebelumnya dengan berbagai tingkat ketersediaan P tanah terhadap produksi tanaman kedelai.
Penelitian lapangan dilakukan di tanah Latosol Merah Gunung Sindur, Bogor menggunakan lahan bekas pertanaman padi gogo yang terdiri dari empat blok yaitu, blok A, B, C dan D dengan tingkat ketersediaan P yang berbeda-beda. Dosis pemupukan P pada pertanaman padi gogo untuk masing-masing petak dalam tiap blok adalah 0, 30, 60 dan 90 kg P2O5/ha. Penelitian dimulai setelah padi gogo dipanen dan jerami dipotong. Tanaman uji yang digunakan adalah kedelai varietas Willis dan perlakuan yang diberikan adalah kapur (1.5 ton/ha), pupuk dasar urea (150 kg/ha), Furadan (5 kg/ha) dan Dursban 75 L/ha) sedangkan sumber hara P dan K diharapkan dari residu pertanaman padi gogo musim sebelumnya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari tiga ulangan sebagai kelompok dan empat taraf residu pemupukan P yaitu, P0 (0 kg P2O5/ha), P1 (30 kg P2O5/ha), P2 (60 kg P2O5/ha) dan P3 (90 kg P2O5/ha)…dst