Daya tetas dan produksi telur itik lokal yang dipelihara secara intensif
View/ Open
Date
1992Author
Tanujaya, Regina
Hardjosworo, Peni S.
Rukmiasih
Metadata
Show full item recordAbstract
Itik lokal adalah unggas air penghasil telur yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi ternak ung- gul. Peningkatan daya tetas dan produksi telur itik lokal perlu dilakukan untuk menjamin kelangsungan suplai bibit. Pemeliharaan secara tradisional dengan menggembalakan itik masih banyak dijumpai di pedesaan. Namun selain semakin menyempitnya areal penggembalaan dan juga karena banyaknya pestisida di sawah yang dapat mempengaruhi produktivitas itik gembalaan (Hardjosworo, 1979), maka pemeliharaan tradisional diubah ke arah pemeliharaan intensif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran bagaimana daya tetas dan produksi telur itik lokal yang dipelihara secara intensif.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Maret sampai 25 Mei 1992, di Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Sebelum penelitian ini dimulai, dilakukan masa adaptasi selama dua minggu dengan mengubah pemeliharaan itik lokal dari peme- liharaan ekstensif menjadi pemeliharaan intensif. Itik yang digunakan berjumlah 119 ekor dengan perbandingan jantan dan betina adalah 1: 10. Pencatatan produksi telur dilakukan setiap hari selama lima minggu pengamatan dan penetasan telur dilakukan setiap seminggu sekali selama lima periode penetasan. Penimbangan bobot telur awal dan bobot telur hari ke-25 masa pengeraman dilakukan untuk memperoleh penyusutan bobot telur itik. Faktor- faktor yang diamati pada penelitian ini adalah fertilitas, daya tetas, penyusutan bobot telur, produksi telur dan analisis ekonomi.
Untuk mengetahui perbedaan penyusutan bobot telur dari kelompok telur yang menetas dan tidak menetas diguna- kan ujit (Steel dan Torrie, 1991).
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fertilitas dan produksi telur itik lokal meningkat setelah
dipelihara secara intensif, yaitu sebesar 8.49% dan
123.43 %, namun daya tetas telur menurun sebesar...