Analisis perencanaan kebutuhan pembelian dan persediaan bahan baku kulit untuk menjamin kelangsungan produksi sandal gunung : Studi kasus pada Perusahaan Boogie Advindo, Bogor
Abstract
Produk kulit olahan tidak hanya mengalami peningkatan nilai ekspor tetapi juga peningkatan nilai impor. Alas kaki untuk olahraga alam (outdoor equipment) merupakan salah satu produk kulit yang masih diimpor. Pada tahun 1992-1993 nilai impornya meningkat 96,4% senilai US$ 60 814, sedangkan pada tahun 1993-1994 nilai impor meningkat 159,4% senilai US$ 157 770.
Meningkatnya permintaan peralatan olahraga alam termasuk sandal gunung menyebabkan daerah pemasaran perusahaan Boogie Advindo semakin meluas. Selain daerah pemasaran yang bertambah, pesanan dari pelanggan lama (Bogor, Jakarta, Bandung) pada tahun 1993- 1995 meningkat rata-rata sebesar 10% per tahun. Perluasan daerah pemasaran dan peningkatan jumlah pesanan tersebut menyebabkan kebutuhan bahan baku kulit perusahaan Boogie Advindo semakin besar. Karena proporsi kulit dalam biaya produksi cukup besar (40%) dan berdasarkan hasil studi sebelumnya bahwa modal adalah kendala dalam pengoptimalan produksi di Boogie Advindo maka perencanaan kebutuhan, pembelian dan persediaan kulit akan membantu perusahaan untuk menjamin kelancaran produksi dan minimisasi biaya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem peren- canaan kebutuhan bahan baku yang digunakan perusahaan Boogie Advindo, mengevaluasi sistem pembelian dan persediaan bahan baku kulit perusahaan dan mengkaji jumlah optimal pembelian dan persediaan bahan baku kulit di perusahaan.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Boogie Advindo, Bogor dan dilaksanakan pada bulan Agustus-September 1996. Data yang dipero- leh adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh mela- lui wawancara maupun pengamatan langsung, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan perusahaan serta hasil penelitian yang relevan.
Jenis pembelian kulit yang dilakukan perusahaan adalah pembelian untuk langsung digunakan (hand to mouth buying). Jenis pembelian ini didasarkan bahwa jumlah pembelian adalah sebesar jumlah kebutuhan sekarang. Jenis pembelian ini sesuai dengan kondisi perusahaan karena adanya keterbatasan modal perusahaan dan adanya resiko kerusakan kulit di gudang (akibat jamur, busuk atau serangga). Selain itu pada prakteknya kulit samak selalu tersedia di pasar dalam jumlah cukup besar dan dengan harga yang relatif stabil…dst