Dokumentasi Partisipasi Masyarakat dalam Program Konservasi Penyu : Perspektif Sosiologi (Kasus di Kawasan Suaka Margasatwa , Desa Sindang Kerta, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat)
Abstract
Indonesia memiliki empat bio-regional penyebaran populasi penyu. Pantai Desa Sindang Kerta salah satu bio-regional penyu yang harus dipertahankan kelestariaannya. Adanya program community strengthening in conservation marine turtle management mengarah pada pengelolaan konsewasi secara bersarna-sama antara masyarakat dan pernerintah, sehingga masyarakat berpartisipasi aktif mulai daii tahap perencanaan peraturan sampai pada tahap program aksi bersama. Desa Sindang Kerta memiliki sembilan b l ot~er np. at .~ eneluranD. en.vu baik di luar kawasan suaka margasatwa ataupun diluar, serta memiliki surnberdaya hutan pantai yang bisa dirnaofaatkan untuk penanarnan vegetasi ekonornis yaitu pandan. 31eh karena itu, diperlukan suatu pengarnatan rnengenai partisipasi masyarakat dalam rnsngelola penyu secara bersarna-sarna. I'ujuan penelitian iniadalah rnengeiahui tingkat keterlibatan masyarakat dalarn konservasi penyu, sehingga menghasilkan k~nstrukspi artisipasi yang ada di rnasyarakat. Partisipasi rnasyarakat dalam konservasi penyu clirnulai dari pengikutsertaan dalarn perancangan ket;ijakan pengelolaan dengan proses konsultasi publik yang diprakarsai oleh agen eksternal yaitu WWF dan Alarni Foundafion serta LSM-LSM lokal lain. Penetapan kebijakan dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 2001 yang berisi pembagian zona kawasan suaka rnargasatwa yaitu, zona inti yang dikelola oleh Badan Konservasi Sumberdaya Alarn (BKSDA) dan zona transisi yang dikelola oleh BBP (Balai Benih Penyu). Mekanisrne pernbagian telur di luar kawasan sebanyak 30%:70%, serta rnekanisrne penyelolaan habitat penyu aengan rnernberiltan Hak Guna Usaha kepada kelornpok-kelornpok petani nelayan yang tergabung dalarn Gabungan Kelornpok Petani nelayan (Gapoktan) di bawah kooidinesi Forum Masyarakat Desa (FMD) sebagai lembaga kolaborasi antara rnasyarakat dan pemerintah lokal. Partisipasi rnasyarakat dalarn rnengeiola konservasi penyu lebiti dilandasi oleh budaya-budaya yailg ada. Masyarakat rnernanfaatkan pranata manysa sebagai pengetahuan lokal, sehingga efektif untuk mengawasai pengumpulan telur penyu dengan para pegawai pengelola. Selain itu pula, paritispasi masyarakat berhubungan der;gan solidnya aktifitas Organisasi non-pernerintah diantaranya . Yayasan Apel dan Lernbaga BaMi-satvva yang selalu melakukan pendidikan konservasi dan pelatihan-pelatihan lainnya untuk rneningkatkan kesejahteraan rnasyaralcat desa. Oleh karena itu, posisi partisipasi masyaraka! dalarn program konsewasi cenderung seda'ng mengarah pada posisi tangga kernitraan (partnership).