Perkembangan embrio Mimi Bulan (Tachypleus gigas MULLER) dari Perairan Teluk Banten pada berbagai salinitas media
View/ Open
Date
1995Author
Vauziyah, Chotimatul
Eidman, Muhammad
Mayunar
Metadata
Show full item recordAbstract
Mimi merupakan sumberdaya laut hayati yang belum dikelola dan dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat Indonesia. Mimi biasanya tertangkap secara tidak sengaja bersama rajungan dan kepiting. Nelayan menganggap mimi tidak merupakan komoditi ekonomis penting sehingga banyak dibuang tanpa diperhatikan kelestariannya. Dalam bidang farmasi ekstrak plasma darah mimi digunakan untuk mendeteksi endotoksin, radang selaput otak serta gonorhoe.
Pada saat ini populasi mimi semakin menurun. Keadaan ini diduga akibat
pencemaran, perubahan atau kerusakan lingkungan serta penangkapan tidak
sengaja. Pemanfaatan pantai dan hutan bakau oleh manusia untuk tambak dan
pemukiman dapat membawa intrusi air tawar atau payau ke laut yang berakibat
perubahan salinitas air laut. Disamping faktor manusia, faktor alam seperti pasang
turun dan pasang naik air laut dapat mengakibatkan perubahan salinitas juga.
Keadaan ini dapat mempengaruhi siklus hidup mimi karena mimi merupakan
organisme yang melakukan permijahan di pantai berpasir pada saat pasang tinggi.
Pada umumnya organisme yang bermigrasi ke pantai seperti mimi mempunyai
toleransi terbatas terhadap perubahan salinitas terutama pada masa perkembangan
embrionya.
Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juni sampai dengan Agustus 1995 di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (In PPTP), Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Jawa Barat. ...