| dc.description.abstract | Evaluasi struktur sesuai dengan peraturan terbaru perlu dilakukan mengingat dalam perencanaan, struktur harus memikul beban rancang secara aman tanpa kelebihan tegangan pada material dan mempunyai batas deformasi yang masih dalam daerah yang diizinkan. Kemampuan suatu struktur untuk memikul beban tanpa mengalami kelebihan tegangan ini diperoleh dengan menggunakan faktor keamanan dalam mendesain elemen struktur. Selain harus kuat dalam memikul beban rancang, struktur harus dirancang secara efisien agar desain struktur yang dirancang relatif lebih ekonomis. Wing Fahutan IPB merupakan bangunan yang akan digunakan sebagai ruangan perkuliahan dan administrasi, sehingga dalam perencanaannya, bangunan ini harus dirancang dengan baik sehingga resiko dalam kegagalan struktur dapat terhindarkan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi struktur Wing Fahutan IPB terhadap ketahanan gempa berdasarkan Peta Gempa Indonesia 2010, dengan cara membandingkan jumlah tulangan struktur yang diperlukan pada hasil desain ulang yang sudah dianalisa dengan jumlah tulangan struktur yang terpasang di lapangan (kondisi eksisting), sehingga dapat diketahui seberapa besar penyimpangan desain struktur yang terjadi.
Gambar As Built Drawing struktur Wing Fahutan IPB dimodelkan secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP2000 versi 9.03, lalu dilakukan analisis pembebanan. Analisis pembebanan ini dilakukan dengan menggunakan beban mati (dead load), beban hidup (live load), beban angin (wind load) dan beban gempa (earthquake load). Analisis beban gempa dilakukan secara statik dan dinamik. Analisis secara statik menggunakan analisis gempa statik ekuivalen sedangkan analisis secara dinamik menggunakan analisis gempa respon spektrum. Perhitungan analisis struktur tanpa pengaruh beban gempa dilakukan sebagai pembanding dari hasil analisis struktur yang dilakukan dengan menggunakan beban gempa. Hasil running dari pemodelan struktur oleh program SAP2000 yang berupa gaya-gaya dalam dianalisis untuk merencanakan tulangan struktur pada balok, kolom, pelat dan perencanaan pile caps pada pondasi tiang pancang.
Pada perencanaan tulangan lentur balok, perbedaan tulangan lentur terbesar yang dibutuhkan pada analisis gempa statik ekuivalen mencapai 200%, sedangkan pada analisis gempa dinamik respon spektrum mencapai ± 100%. Pada perencanaan tulangan lentur kolom, perbedaan penulangan kolom tipe K1 (diameter 550 mm) pada analisis gempa statik ekuivalen yaitu didapat sebesar ± 20%, sedangkan perbedaan penulangan kolom pada analisis gempa respon spektrum didapat sebesar ± 10%. Perbedaan penulangan Pelat tipe S2 (tebal 120 mm) yang didapat sebesar ± 33%. Kapasitas masing- masing tiang pada metode statik ekuivalen melebihi dari kapasitas daya dukung tanah. Hal ini disebabkan karena besarnya pergeseran struktur bangunan yang tidak seragam. Hasil perencanaan pile caps pondasi memerlukan tulangan geser dan rasio luas tulangan pada penulangan lentur pile caps pada analisis dinamik respon spektrum dirancang pada kondisi tulangan susut dan suhu sehingga memiliki perbedaan mencapai ± 33%.
Hasil analisis dan evaluasi struktur terhadap jumlah tulangan yang dibutuhkan dengan metode gaya gempa statik ekuivalen umumnya memerlukan jumlah tulangan yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah tulangan struktur pada kondisi eksisting. Penggunaan metode gaya .dst | id |
