Studi rosot metana (CH4) oleh tanah hutan di bawah tegakan damar (Agathis laranthifalia Salisb) di hutan pendidikan gunung Walat Sukabumi
View/ Open
Date
1996Author
Hendrianto, R. Dicky
Husin, Yahya A.
Priyono, Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Metana (CH) merupakan salah satu gas rumah kaca yang penting yang dapat mempengaruhi terjadinya pemanasan global selain karbon dioksida (CO₂), karena mempunyai daya serap terhadap radiasi termal dari bumi 25-35 kali lebih besar dibanding CO2. Menurut Donner dan Ramanathan (1980), peningkatan konsentrasi metana di atmosfer sebesar 1.3 ppb dapat menyebabkan naiknya temperatur bumi sebesar 1.3°C.
Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan konsentrasi metana di atmosfer. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian yang dilakukan di beberapa hutan sub-tropis dan hutan tropis menunjukkan bahwa tanah hutan dapat berperan sebagai pengoksida metana. Hutan tropis yang mempunyai lahan kering memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan bakteri pengoksidasi metana.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi ambien metana, laju penyerapan (rosot) metana, fluktuasi harian konsentrasi metana dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju penyerapan (rosot) metana oleh tanah hutan dibawah tegakan Damar (Agathis loranthifolia Salisb.) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil contoh udara dan contoh tanah di lokasi dan kemudian dianalisis di Laboratorium PUSBANGTEPA-IPB dan Laboratorium PPLH- TPB. Pengambilan contoh dilakukan setiap 5 hari sekali dan dilakukan pada saat sebelum matahari terbit/dini hari (03.00-04.00 WIB), pagi (07.30-08.30 WIB), siang (12.30- 13.30 WIB) dan sore hari (17.00-18.00 WIB). Sampel ter- sebut diambil sebanyak lima kali dengan interval waktu 10 menit (0, 10, 20, 30, dan 40 menit). Data yang diambil meliputi konsentrasi ambien metana (ppbv), rosot metana (mg/m²/jam), kadar air tanah, suhu sungkup, suhu tanah, suhu udara dan kelembaban udara. Untuk melihat hubungan antara konsentrasi ambien metana dengan suhu udara dan kelembaban udara serta hubungan antara rosot metana dengan kadar air tanah dan suhu tanah digambarkan dalam bentuk diagram pencar (scatter diagram), sedangkan untuk melihat keeratan hubungannya diduga dengan menggunakan koefisien korelasi dan koefisien determinasi.