Kajian mengenai penerapan proyek pengembangan ketahanan pangan pada petani di pedesaan Jawa : Kasus kelompok tani Sumbar Rejeki II, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Propinsi Jawa Timur
Abstract
Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Sejak terjadinya krisis ekonomi, sektor pertanian menampung tenaga kerja yang menganggur sebagai akibat pemutusan hubungan kerja maupun usaha yang terhenti. Namun sekitar 53% rumah tangga pertanian di Indonesia dan 70% rumahtangga pertanian di Jawa adalah petani gurem (menguasai lahan pertanian kurang dari 0,5 hektar). Penguasaan lahan yang sempit dan penggunaan teknologi tradisional mengakibatkan usahatani tidak efisien dan tidak dapat memberikan jaminan pendapatan yang layak bagi petani. Berbagai upaya untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani telah dilakukan, diantaranya adalah program KUT. Namun dalam pelaksanaannya program ini kurang efisien karena menghadapi sejumlah kendala seperti penyaluran kredit yang tidak tepat sasaran dan macetnya pengembalian dana.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji proses pengambilan keputusan adopsi inovasi apa yang terjadi pada kelompok tani penerima proyek serta perubahan pengetahuan anggota kelompok tani terhadap PPKP sebagai suatu inovasi. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Propinsi Jawa Timur. Daerah ini merupakan daerah binaan BPP Talun yang wilayah kerjanya meliputi 14 desa dengan 51 kelompok tani binaan. Pengambilan sarnpel responden penelitian dilakukan dengan unit analisis petani yang menjadi anggota kelompok tani penerima proyek. Adapun kelompok tani penerima proyek berjumlah enam kelompok dan kelopok tani yang dijadikan responden penelitian adalah salah satu dari keenam kelompok tersebut. Jumlah seluruh responden adalah 25 orang. yang terbagi dalam kategori jabatan dalam kelompok serta tingkat pendidikan. Pembagian kategori ini dimaksudkan untuk melihat respon terhadap proyek.
Proyek Pengembangan Ketahanan Pangan (PPKP) mulai dijalankan sejak Tahun Anggaran 2000. Beberapa tujuan yang hendak dicapai dari proyek ini adalah meningkatkan produktifitas usahatani melalui pengembangan kemampuan usaha kelompok, meningkatkan kemampuan petani dalam mengembangkan usaha kelompok dengan manajemen yang profesional, meningkatkan kesejahteraan petani melalui usaha pokok produksi pangan serta usaha lain yang terkait (on-farm) maupun tidak terkait dengan usahatani pokoknya (off-farm) dan meningkatkan produksi pangan dalam rangka meningkatkan kemantapan ketahanan pangan. Proyek berperan dalam memfasilitasi kelompok yang meliputi penguatan modal, anjuran penerapan teknologi, penguatan kelembagaan, pelatihan teknis dan manajemen, wirausaha serta pembinaan dan pendampingan oleh PPL. Dalam penerapan PPKP, terlibat di dalamnya berbagai kelembagaan lokal. Kelembagaan lokal yang terlibat ini diantaranya kelembagaaan administrasi daerah (local administration), kelembagaan pemerintah daerah (local government) dan kelembagaan organisasi masyarakat (membership organization). Dalam pelaksanaannya pembinaan dan fasilitasi dilakukan oleh tim kabupaten, tim teknis kabupaten serta tim teknis kecamatan…dst