Hubungan Perubahan Penutupan Hutan dengan Faktor Sosial Ekonomi di KPH Ciamis, Jawa Barat
View/ Open
Date
2012Author
Puspawati, Diana
Prasetyo, Lilik Budi
Kartono, Agus Priyono
Metadata
Show full item recordAbstract
Kondisi hutan negara yang dikelola oleh Perhutani mengalami masa kritis
pada era reformasi tahun 1998, yaitu terjadinya banyak penjarahan sehingga
mengakibatkan terjadinya deforestasi. Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)
Ciamis merupakan wilayah hutan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten
yang turut mengalami kasus penjarahan di era reformasi. Faktor sosial ekonomi
sering dijadikan alasan oleh masyarakat untuk melakukan berbagai bentuk
kegiatan pemanfaatan sumberdaya hutan yang tidak sesuai dengan prinsip
pemanfaatan secara lestari. Perubahan penutupan lahan yang terjadi pada KPH
Ciamis dapat dianalisis melalui Sistem Informasi Geografis (SIG). Selanjutnya
faktor sosial ekonomi dikaitkan dengan terjadinya perubahan penutupan lahan di
kawasan KPH Ciamis menggunakan analisis regresi. Data yang digunakan dalam
penelitian adalah penutupan lahan tahun 2001 dan 2010 yang berasal dari citra
Landsat dan data Potensi Desa (Podes).
Analisis hubungan perubahan penutupan hutan dengan faktor-faktor sosial
ekonomi menggunakan regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan desa yang
mengalami deforestasi sebanyak 22 desa, dimana Desa Tenggerharja mengalami
deforestasi terbesar seluas 236,25 ha. Desa yang mengalami reforestasi sebanyak
45 desa, dimana Desa Kersaratu mengalami reforestasi terbesar seluas 839,52 ha.
Hubungan antara perubahan penutupan hutan (Y) dengan variabel-variabel sosial
ekonomi ditunjukkan pada model regresi logistik sebagai berikut: LnY = 4,895 –
0,007X1 + 0.008X2 + 0,002X3 – 0,028X4 – 0,003X5 – 0,005X7 – 0,402X8.
Delapan variabel penduga dalam model tersebut adalah: (1) jumlah penduduk
laki-laki, (2) jumlah penduduk perempuan, (3) jumlah kepala keluarga, (4)
persentase keluarga pertanian, (5) jumlah keluarga prasejahtera dan KS I, (6)
jumlah buruh petani, (7) kepadatan penduduk, dan (8) beban kepala keluarga.
Variabel yang paling berpengaruh terhadap perubahan penutupan hutan
berdasarkan hasil analisis statistik regresi logistik yaitu kepadatan penduduk.