Struktur Komunitas Ikan Laut Dalam Secara Vertikal di Perairan Sebelah Selatan Cilacap Samudera Hindia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas dan distribusi vertikal ikan laut dalam di perairan sebelah selatan Cilacap, Samudera Hindia serta untuk mengetahui parameter lingkungan yang berpengaruh terhadap struktur komunitas dan distribusi vertikal ikan laut dalam di daerah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 1-14 Dese~nbe2r 003 di Samudera Hindia sebelah selatan Pulau Jawa mulai dari selatan Pananjung sampai selatan Cilacap yang meliputi area pada 8"OO'- 08"16' LS dan 108~37'-1 09"14' BT. Analisis dan identifikasi sampel ikan laut dalam dilakukan mulai tanggal 7 Februari 2004 sampai 20 Mei 2004 di laboratorium Ekobiologi Departemen Menejemen Sumber Daya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pengambilans sampel menggunakan metode Swept Area dimana area yang disurvey dibagi menjadi 4 track area. Pada tiap area survey dilakukan tiga kali ,trawling dengan menggunakan trawl dasar pada kedalaman dan waktu yang berbeda dengan kecepatan penarikan jaring (~on~ilz2g.5)- 5.9 knot dan waktu tow sekitar 30 menit. Setiap kali dilakukan /zatrl, total tangkapan dari cod end, ter~nasukd ebris dipisahkan berdasarkan spesies. Ikan laut dalaln yang tertangkap kemudian diawetkan dengan formalin 10% untuk identifikasi lebih lanjut. Parameter fisika kimia diukur dengan menggunakan CTD yang diturunkan pada tiap area survey. Parameter lingkungan yang diukur yaitu kedalaman, suhu, transparansi, salinitas, oksigen dan klorofil. Analisa data yang dilakukan meliputi olnposisi dan kelimpahan relatif, biomassa, indeks keanekaragaman (H'), indeks keadilan(E), indeks do~ninans(i D), serta sebaran karakteristik fisika-kimia-biologi dengan menggunakan Analisis Komponen Utamal Prilzcipul Con~poize~zl .-1rzcrly.c.i.v (PCA). Total luas area yang disapu sekitar 0.72 km2 dengan rata-rata area sapuan per satu kali to~,iizga dalah 0.06 km'. Total individu ikan yang tertangkap adalah sekitar 6269 ekor. Ikan yang paling banyak tertangkap terjadi pada kedalalnan 100-200 m sebanyak 43 famili ikan dengan ju~nlahto tal individu 4345 ekor. Jenis ikan yang banyak ditemukan pada kedala~nan ini adalah farnili Cepolidae,Triglidae, Nemipteridae, Synodontidae, Apogonidae, Pomacentridae, Tetraodontidae, Paralepidae, Priachantidae, Peristedidae,Squalidae, Gonosto~natidaed an Carangidae. Pada selang kedala~nan2 00-500 m ditemukan 21 fainili dengan juinlah total individu I356 ekol-. Ikan yang banyak dite~nukanp ada kedalaman ini adalah jenis ikan farnili Cepolidae, Apogonidae, Synodontidae, dan Paralichtidae. Pada kedala~nany ang lebih dala~n yaitu 500-1000 m diteinukar~2 9 falnili ikan laut dala~nd engan total individu sebanyak 568 ekor. Falnili Macrouroidae, Myctiphidae, Alepocephalidae, dan Brotulidae banyak dite~nukan pada kedala~nanin i. Ikan yang ditemukan pada kedalalnan ini lnerupakan ikan khas laut dalam. Berdasarkan biomassa, Fa~niliC epolidae dan Squalidae melimpah pada selang kedala~nan 100-500 113 dengan rata-rata hasil tangkapan per unit area tertinggi pada kedalarnan 100-200 m sebesar 1239,201 kglkm2 dan 566,1005 kg/km2 dengan padat sediaan ($lock densi!v) masingmasing 2478,402 dan 1 132,201 kg/km2. Pada kedalaman 500-1 000 m: kelimpahan tertinggi pada Brotulidae dengan hasil tangkapan per unit area sebesar 130,9021 kg/km2 dan padat sediaan sebesar 261,8043 kg/km2. Dari grafik komposisi berdasarkan biomassa terlihat bahwa biomassa makin menurun seiring dengan bertambahnya kedalaman. Komposisi dan kelimpahan ikan yang besar pada kcdalaman 100-200 m karcna dacrah ini merupakan daerah tempat terjadinya produktivitas primer sehingga pakan tersedia dengan melimpah. Pada kedalaman 500-1000 m kelimpahan berdasarkan jumlah individu &an biomass adalah paling kecil karena daerah ini merupakan daerah laut dalam dengan tekanan ekologi yang besar. Kekayaan jenis ("spesies richness") dan kelimpahannya secara umum menurun seiring dengan bertambahnya kedalaman. Keberadaan pakan menjadi faktor penting yang membatasi jumlah spesies, kelimpahan dan biomassa di laut dalam . Pada penelitian ini didapat dua tipologi komunitasi kan yaitu ikan demersal penghuni paparan benua dan ikan laut dalam. Jenis ikan yang ditelnukan pada selang kedala~nan 100- 212 In kebanyakan merupakan ikan de~nersapl enghuni paparan benua. Hal ini bisa diketahui berdasarkan kesamaan spesies ikan yang ditemukan di perairan sebelah selatan Cilacap, Samudera Hindia dengan jenis ikan demersal yang ditemukan di paparan benua di daerah tropis. Ikan-ikan demersal penghuni paparan benua yang biasa ditemukan di daerah tropis dan ditemukan juga pada penelitian ini antara lain : famili Triglidae, Synodontidae (Suirridn, Syrzodus), Chlorophthalmidae, Serranidae (Ep;ahinepelz/s)N, emipteridae, Tetraodontidae, Zeidae, Squalidae, Dasyatidae dan Urolophidae. Ikan laut dalam dibedakan ~nenjadik an penghuni zona mesopelagis yang diwakili oleh Czrhiceps sqzrunziceps,Diupl~i/hs i 1 L crr~ip~riicI71li(yMs ychtipidae), Gonostomatidae, dan Arg~irope/ec2csI. kan batipelagis dicirikan antara lain oleh Macrouroidae, Brotulidae, C~Izuz1li0~2('S2t1o~rn atoidae), dan Hafl?~y>tero(i.Bs athypteroidae). Nilai rata-rata indeks keanakeraga~nan( H') pada empat area survey bernilai 1.919 menunjukkan keanekaragaman rendali yang berarti penyebaran jumlah individu tiap spesies tidak sama disebabkan oleh adanya ketidakstabilan faktor-faktor lingkungan dan populasi. Indeks keadilan (E) rata-rata bernilai 0.686 menunjukkan nilai keadilan sedang yang berarti komunitasla bil sedangkan dominansi (D) rata-rata bernilai 0.273 menunjukkan dominansi rendah yang menunjukan tidak ada dominansi spesies. Hasil analisis komponen utama menunjukkan bahwa kelimpahan ikan laut dalam berbanding lurus dengan kandungan oksigen, klorofil dan suhu, serta berbanding terbalik dengan salinitas dan kedalaman, sedangkan transparansi tidak mernberikan pengaruh yang nyata terhadap kelimpahan.