Etnobotani, nilai manfaat, dan karakteristik masyarakat pemanen kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.) : Studi kasus di desa Klino, kecamatan Ngambon, kabupaten Bojonegoro dan desa Klangon, kecamatan Saradan, kabupaten Madiun
Abstract
Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.) merupakan salah satu jenis pohon langka yang banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai keperluan. Akan tetapi karena kurangnya data mengenai nilai ekonomi yang diperoleh serta kegunaan masing-masing bagian pada setiap etnis masyarakat, maka usaha-usaha pelestarian dan pemanfaatannya secara terpadu dan kolektif belumlah begitu nampak secara universal. Akan tetapi, usaha-usaha menuju ke arah pelestarian jenis ini harus tetap diupayakan agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan yang diharapkan akan berkembang pada aplikasi-aplikasi pemanfaatan lain yang lebih modern.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui etnobotani dan nilai manfaat kedawung yang diperoleh masyarakat secara global beserta karakteristik pemanenannya. Penelitian ini dilaksanakan di lereng Gunung Pandan, tepatnya di Desa Klino, Kec. Ngambon, Kab. Bojonegoro; dan Desa Klangon, Kec. Saradan. Kab. Madiun. Lama pengambilan data adalah dua bulan yaitu pada musim panen kedawung bulan Juli - Agustus.
Pengambilan data dilakukan pada masyarakat pengambil secara sensus tiap desa yang meliputi data-data jumlah kepala keluarga yang memanfaatkan, jumlah dan bagian kedawung yang dimanfaatkan, harga masing-masing bagian, umur kepala keluarga, pendapatan di luar pemanfaatan kedawung, jumlah pemilikan ternak, luas lahan, jarak lokasi pemungutan, penilaian kedawung. pendidikan kepala keluarga, dan pekerjaan kepala keluarga. Sedangkan untuk informasi tata niaga. data diperoleh dengan mengikuti arus perdagangan kedawung mulai dari masyarakat pemanen sampai pada konsumen dengan mencatat setiap perubahan harganya.
Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa pengetahuan pemanfaatan kedawung olch masyarakat di kedua desa masih sangat minim sekali. Hal itu tampak bahwa bagian kedawung yang dimanfaatkan secara umum hanya terbatas pada bijinya saja. yaitu untuk pengobatan sakit perut, wanita yang habis melahirkan, dan sebagai lalapan. Selain biji, bagian lain yang masih dapat dipergunakan adalah kulit polong (pond) yaitu untuk makanan ternak dan daun muda sebagai makanan ternak. Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan tersebut disebabkan karena secara kultural masyarakat lebih mengandalkan enmpon-empon, arus informasi informasi yang berjalan lambat, tingkat pendidikan yang rendah, dan keenganan masyarakat untuk membudidayakan kedawung secara lebih lanjut....