Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia di Amerika Serikat
Abstract
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia merupakan industri yang diunggulkan oleh Indonesia karena selain sebagai penghasil devisa juga menyerap banyak tenaga kerja. Ekspor TPT Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Namun, krisis keuangan global yang awalnya bermula dari Amerika Serikat kini telah mempengaruhi stabilitas ekonomi seluruh dunia dimana salah satunya yaitu Indonesia. Krisis finansial ini tidak saja berdampak kepada sektor keuangan ataupun perbankan Indonesia namun juga berpengaruh terhadap sektor riil. Krisis yang memberikan dampak hampir ke seluruh negara dan ke semua sektor ini telah menyebabkan adanya perubahan dalam volume komoditas ekspor Indonesia termasuk salah satunya yaitu ekspor tekstil dan produk tekstil. Tujuan ekspor utama dari TPT Indonesia adalah Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (EU), dan Jepang. Namun, setelah adanya penghapusan kuota pada tahun 2005 dan adanya krisis global pada pertengahan tahun 2008, dikhawatirkan adanya penurunan permintaan ekspor dari pasar Internasional dalam hal ini terutama AS. Maka, yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis perkembangan ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia dalam kaitannya dengan pasca penghapusan kuota dan krisis global dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia di AS dalam kaitannya dengan pasca penghapusan kuota dan krisis global. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa time series secara bulanan dari bulan Januari tahun 2000 hingga bulan Desember tahun 2008 dan jenis TPT yang dimasukkan dalam model analisis regresi adalah TPT jenis kemeja pria yang terbuat dari cotton yang tidak dirajut atau disulam dengan kode HS 620520. Analisis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda dan persamaan dalam model diduga dengan metode OLS (Ordinary Least Square) dengan menggunakan software Minitab 14 dan Eviews 4.1, dengan variabel dependen volume ekspor kemeja pria yang dimaksud dan variabel independen nya GDP riil AS, harga ekspor, nilai tukar riil, dummy kuota dan dummy krisis global. Pada saat dihapuskannya kuota yaitu tahun 2005, persentase ekspor garmen ke AS khususnya kemeja pria yang terbuat dari cotton yang tidak dirajut atau disulam adalah sebesar 13,50 persen sedangkan pada tahun 2004 yaitu satu tahun sebelum dihapuskannya kuota persentase nya sebesar 10,69 persen terhadap total ekspor kemeja pria yang terbuat dari cotton yang tidak dirajut atau disulam dari tahun 2000-2008. Sedangkan pada saat terjadinya krisis global yaitu pada pertengahan tahun 2008, nilai ekspor kemeja pria yang terbuat dari cotton sempat mengalami penurunan yaitu pada bulan Oktober sebesar 27 persen dan pada bulan November sebesar 3,7 persen. Meskipun demikian, penurunan tersebut tidak berlangsung lama karena pada bulan Desember nilai ekspornya kembali relatif stabil. Setelah dilakukan estimasi terhadap model permintaaan ekspor TPT Indonesia di AS untuk jenis kemeja pria yang terbuat dari cotton yang tidak dirajut atau disulam, diperoleh hasil bahwa secara statistik dan ekonometrik hasil regresi dapat digunakan sebagai model permintaan TPT Indonesia di AS untuk jenis kemeja pria yang terbuat dari cotton yang tidak dirajut atau disulam. Dari estimasi tersebut dihasilkan nilai R-square sebesar 62,8 persen dan adj- R-square sebesar 60,9 persen yang artinya 62,8 persen keragaman yang terjadi pada volume ekspor Indonesia ke AS mampu dijelaskan oleh faktor-faktor atau variabel-variabel yang terdapat dalam model, sedangkan 37,2 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Variabel yang berpengaruh positif terhadap permintaan ekspor yaitu GDP riil AS, dummy kuota dan dummy krisis global. Variabel yang berpengaruh negatif terhadap permintaan ekspor adalah harga ekspor dan nilai tukar riil. Variabel dummy kuota dan dummy krisis global tidak sesuai dengan teori ekonomi karena mempunyai pengaruh yang positif sehingga walaupun Indonesia sudah tidak menikmati fasilitas kuota atau kepastian pasar dan terjadinya krisis pada negara pengimpor, permintaan ekspor nya justru lebih besar sedangkan pengaruh variabel GDP riil AS, harga ekspor, dan nilai tukar riil terhadap permintaan ekspor sesuai dengan teori ekonomi. Saran kebijakan yang dapat diberikan penulis adalah variabel harga yang mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan ekspor TPT Indonesia di AS mengindikasikan bahwa perlu adanya upaya-upaya yang lebih dalam usaha peningkatan daya saing sehingga mampu menjual dengan harga yang kompetitif di pasar tujuan ekspor, sedangkan saran yang terkait dengan penelitian ini adalah cakupan data yang lebih luas agar dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih baik antara variabel dependen volume ekspor dan dummy krisis global. Serta diharapkan adanya penambahan variabel independen seperti jumlah penduduk AS dan harga ekspor dari negara pesaing. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan dapat lebih dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor TPT Indonesia di AS khususnya untuk jenis kemeja pria yang terbuat dari cotton yang tidak dirajut atau disulam.