Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi respon penawaran kakao di Indonesia
Abstract
Sejak tahun 1987 ekspor Indonesia didominasi oleh sektor non-migas. Ekspor komoditas pertanian merupakan salah satu bagian penting dalam komposisi ekspor non-migas. Dari total komoditas pertanian tersebut, sub sektor yang memberikan kontribusi terbesar dibandingkan sub sektor lainnya adalah sub sektor perkebunan, yaitu sebesar 87,57 persen di tahun 2004 dengan total nilai ekspor sebesar 7,4 milyar US$. Salah satu komoditas perkebunan yang berkontribusi terhadap ekspor perkebunan Indonesia adalah kakao. Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Mengingat besarnya potensi komoditas ini dalam perekonomian, maka tak heran pengembangan komoditas ini terus dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi respon penawaran kakao di Indonesia dan menduga respon penawaran dari petani kakao dalam jangka pendek dan jangka panjang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang dipergunakan adalah data time series dari tahun 1971 sampai dengan tahun 2003. Dalam menganalisis respon penawaran kakao dalam penelitian ini, digunakan software Microsoft Excel 2007 dan Eviews 5.1. Metode analisis yang digunakan adalah model penyesuaian parsial Nerlove, model ini sering digunakan untuk studi mengenai respon penawaran berbagai komoditi berupa persamaan tunggal regresi berganda dengan fungsi Double Natural Logaritma atau Logaritma Natural Ganda (Ln) dengan menggunakan teknik estimasi Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukan bahwa respon luas area dipengaruhi secara nyata oleh variabel harga kopi tahun sebelumnya, harga CPO tahun sebelumnya, luas area tahun sebelumnya, harga kakao tahun sebelumnya, dan curah hujan tahun sebelumnya. Respon produktivitas dipengaruhi secara nyata oleh variabel upah riil tahun berjalan, produktivitas tahun sebelumnya, harga riil kakao tahun berjalan, harga riil pupuk urea tahun berjalan, dan curah hujan tahun berjalan. Kebijakan untuk meningkatkan penawaran kakao dalam jangka pendek akan lebih tepat bila ditekankan pada usaha intesifikasi sedangkan untuk jangka panjang adalah kebijakan yang mengarah pada usaha ekstensifikasi