Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pengambilan Kredit Sapi Perah Sistem Bergulir pada Peternak Koperasi Peternak Garut Selatan
Abstract
Susu sapi merupakan komoditas pertanian yang penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi bangsa Indonesia. Susu memiliki peran dalam mencerdaskan bangsa melalui penyediaan sumber protein dan energi serta mengandung vitamin yang penting bagi pertumbuhan. Meskipun demikian, masih terdapat kesenjangan yang cukup besar antara permintaan susu dengan penawaran yang ada. Permintaan konsumsi susu lebih besar daripada ketersediaan susu yang dapat terpenuhi oleh produksi dalam negeri. Produktivitas sapi perah yang masih rendah menjadi salah satu penyebab rendahnya produksi susu dalam negeri. Selain tingkat produktivitas sapi perah yang masih rendah, salah satu faktor utama ketidakmampuan subsektor peternakan Indonesia dalam usaha swasembada susu adalah jumlah populasi sapi perah yang tidak mencukupi. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian termasuk subsektor peternakan yang dicapai selama ini tidak terlepas dari berbagai upaya peningkatan pelayanan kredit yang diprogramkan pemerintah. Berkembangnya pelayanan kredit di pedesaan membantu ketersediaan modal yang seringkali menjadi kendala dalam pengelolaan usahaternak sesuai skala ekonomi yang menguntungkan. Keberadaan kredit menjadi penting ketika dihubungkan dengan kemampuan pengadaan modal. Kredit merupakan salah satu sumber modal dalam usaha peternakan khususnya peternakan di negara berkembang. Sangat sedikit peternak yang memanfaatkan kredit sebagai modal usahaternak mereka. Sebagai usaha untuk mengatasi keterbatasan modal dan meningkatkan produksi susu pemerintah mengeluarkan berbagai skema kredit untuk meningkatkan kepemilikan sapi perah yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan peternak. Kelembagaan yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat adalah koperasi. Peternak rakyat yang bersatu dalam koperasi diharapkan mendapatkan kemudahan dalam pengadaan input, pembinaan dalam pengelolaan, memiliki kemampuan dalam pengolahan dan memiliki daya tawar yang lebih tinggi dibandingkan peternak yang tidak tergabung dalam koperasi. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis karakteristik peternak sapi perah Koperasi Peternak Garut Selatan, (2) menganalisis kemampuan pengadaan modal sendiri peternak sapi perah Koperasi Peternak Garut Selatan dalam usahaternak sapi perah dan (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pengambilan kredit sapi perah sistem bergulir pada peternak Koperasi Peternak Garut Selatan. Penelitian ini dilakukan terhadap peternak anggota dan calon anggota KPGS di Desa Cibodas, Cikajang, Mekarsari dan Giri Awas di Kecamatan Cikajang; Desa Sukatani di Kecamatan Cisurupan; Desa Mulyajaya di Kecamatan Banjarwangi; serta Desa Cihurip dan Mekarwangi di Kecamatan Cihurip. Pembatasan daerah sampel dilakukan berdasarkan hasil stratifikasi kelompok ternak yang memiliki anggota yang melakukan pengambilan kredit sapi perah sistem bergulir. Pengambilan data primer dilaksanakan pada bulan Juni 2009. iii Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari hasil wawancara kepada peternak, manajemen KPGS dan pengurus KPGS yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kredit sapi perah sistem bergulir. Data sekunder bersumber dari data Direktorat Jendral Peternakan, KPGS, penelitian terdahulu berupa jurnal, skripsi dan tesis serta buku dan situs internet yang terkait. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan regresi logistik. Karakteristik sosial dan ekonomi peternak responden didominasi oleh peternak dengan kategori dewasa awal yaitu 18-40 tahun, pendidikan lulus SD, pekerjaan utama sebagai peternak, pengalaman usahaternak dalam rentang 0-10 tahun, skala usahaternak pada rentang 0-3 ST, pendapatan rumah tangga pada rentang kurang dari Rp 12.000.000,00 per tahun, luas lahan hijauan pada rentang 0-1000 meter persegi, mengikuti pertemuan kelompok pada rentang 0-5 pertemuan per tahun, dan mengetahui informasi kredit sapi perah sistem bergulir. Karakteristik usahaternak responden sebagian besar memiliki rata-rata produktivitas sapi perah sebesar 3.569,72 liter per ekor per tahun, dengan komposisi 66,37 persen sapi dewasa, menggunakan kandang berukuran 1,5x3x1 meter, menggunakan ember plastik sebagai wadah pengumpulan susu, mencari pakan hijauan dari alam, menggunakan pakan konsentrat dari KPGS, serta melakukan pemerahan pada pagi dan sore hari dengan sistem pemerahan tradisional menggunakan tangan. Sebagian besar peternak responden memiliki kemampuan dalam pengadaan modal sapi perah. Rata-rata pendapatan rumah tangga didominasi oleh pendapatan non usahaternak. Seluruh responden tidak menggunakan kredit formal seperti kredit bank dalam pengadaan modal sapi perah. Peternak yang tidak mampu mengadakan modal sapi perah secara mandiri memilih menjadi peternak gaduhan dan terdapat juga peternak yang mendapatkan modal hibah dari keluarga. Terdapat empat faktor yang signifikan dalam keputusan pengambilan kredit sapi perah sistem bergulir yaitu usia dengan hubungan bersifat negatif, pengalaman dengan hubungan bersifat negatif, luas lahan hijauan dengan hubungan yang bersifat positif dan jumlah kandang yang mampu disiapkan untuk penambahan sapi perah dengan hubungan yang positif. Faktor pendidikan, skala usaha, pendapatan rumah tangga dan kemampuan peternak dalam pengadaan modal tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan pengambilan kredit sapi perah sistem bergulir.
Collections
- UT - Agribusiness [4618]