Kondisi perairan untuk kehidupan tiram mutiara (Pinctada sp.) : Studi kelayakan lokasi budidaya di Pulau Panikiang, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan
View/ Open
Date
1996Author
Usfar, Farah Maulida
Soedharma, Dedi
Setyobudiandi, Isdradjad
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia kaya akan sumberdaya tiram mutiara dengan prospek yang cerah untuk dikembangkan dan sumberdaya alam yang mengelilingi ribuan gugus kepu- lauan di Indonesia sangat potensial sebagai lokasi usaha budidaya. Tiga kompo- nen yang mempengaruhi usaha budidaya tiram mutiara adalah teknologi yang diterapkan, tiram yang digunakan dan lingkungan air yang mendukungnya. Jika ketiga komponen tersebut saling menunjang, mutiara yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diharapkan secara kuantitas dan kualitas. Usaha budidaya mutiara ini sangat dipengaruhi oleh kondisi perairan di lokasi budidaya. Oleh karena itu, penting untuk memilih lokasi yang tepat dan baik untuk kehidupan dan pertum- buhan tiram mutiara budidaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan terhadap lokasi budidaya tiram mutiara (Pinctada sp.) dan bertujuan untuk mengetahui kelayakan lokasi penelitian untuk budidaya tiram mutiara (Pinctada sp.) ditinjau dari aspek fisika, kimia dan biologi perairan.
Penelitian dilaksanakan pada 12 Agustus 28 September 1995 di perairan Pulau Panikiang, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Pengamatan dilakukan 4 kali pada 6 stasiun. Analisis data meliputi kelimpahan dan keanekaragaman fito- plankton, substrat dengan diagram segitiga tekstur tanah dan kesamaan parame- ter fisika kimia perairan antar stasiun menggunakan Indeks Canberra. Hasil diana- lisis ke dalam sistem penilaian kelayakan lokasi budidaya tiram mutiara (Pinctada sp.) oleh Winanto dkk, 1992 dalam Sutaman, 1993. Pembahasan dilakukan Pada saat penelitian angin cenderung bertiup ke segala arah tetapi lebih
secara deskriptif.
dominan ke arah Timur Tenggara. Kondisi angin dipengaruhi oleh angin musim dan angin laut. Kondisi gelombang berkisar antara riak kecil hingga 0,5 - 1,0 meter (03 skala Beaufort). Perairan Pulau Panikiang mempunyai jenis pasang surut campuran condong ke harian ganda. Kecepatan arus berkisar antara 0,0111 0,2012 m/dt. Stasiun pengamatan yang memenuhi kriteria sebagai lokasi budidaya yang baik adalah stasiun 5 dengan kecepatan arus rata-rata 0,1501 m/dt. Kedalaman air berkisar antara 11,316 m. Kedalaman yang paling sesuai untuk budidaya tiram mutiara adalah stasiun 3 dan 4. Dasar perair- an berkarang ditemukan pada stasiun 5, berpasir pada stasiun 2,3 dan 6 sedangkan pasir/berlumpur pada stasiun 1 dan 4. Stasiun 5 adalah daerah dengan dasar perairan yang paling cocok untuk budidaya tiram mutiara. Salinitas berkisar antara 31,5 35,5% dengan rata-rata 33,5%. Suhu udara dan suhu air, 00 masing-masing berkisar antara 25,230,3 °C dan 25,029,2 °C dengan rata- rata suhu udara 28,1°C dan suhu air 28,2°C. Perairan Pulau Panikiang baik untuk pertumbuhan tiram mutiara. Kecerahan berkisar antara 6 15 m. Kan- dungan nitrat dan ortofosfat terlarut rata-rata, masing-masing adalah 0,2525 0,6645 ppm nitrat dan 0,1011 0,1615 ppm ortofosfat. pH berkisar antara 8,08-8,21 dengan rata-rata 8,13. Kandungan silikat terlarut rata-rata adalah 2,02 ppm. Kelimpahan fitoplankton pada keenam stasiun dan empat kali peng- amatan adalah antara 74 190 ind/liter dengan rata-rata 132 ind/liter. Perairan Pulau Panikiang termasuk perairan dengan kesuburan sedang hingga sangat baik dan sangat produktif. Indeks keanekaragaman fitoplankton berkisar antara 3,11264,1426…dst