Analisis pengaruh waktu pemancingan dan periode bulan terhadap jenis dan komposisi hasil tangkapan di sekitar rumpon di Teluk Tomini
Abstract
Dalam praktek penangkapan ikan, rumpon sebagai alat bantu pengumpul ikan (fish aggregating device) dinilai sangat menunjang keberhasilan penangkapan ikan karena dapat meningkatkan efisiensi operasi dengan mempersingkat waktu pelayaran untuk pencarian ikan dan efektifitas operasi penangkapan ikan. Sebagian besar nelayan di Gorontalo melakukan pemancingan di sekitar rumpon laut dalam. Basil tangkapan yang diperoleh diperkirakan akan berhubungan erat dengan waktu pemancingan dan periode bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkiraan tersebut yaitu pengaruh waktu pemancingan dan periode bulan terhadap hasil tangkapan di sekitar rumpon. Penelitian ini dilaksanakan di PT Usaha Mina Gorontalo, Sulawesi Utara selama I bulan yaitu sejak tanggal 28 Agustus sampai dengan 14 Oktober 2000. Data yang dikaji adalah hasil tangkapan I unit kapal penangkapan dan produksi PT Usaha Mina sebagai pembanding. Data hasil tangkapan diuji dengan sidik ragam dua faktor, yaitu waktu pemancingan dan periode bulan. Rumpon PT Usaha Mina yang digunakan oleh nelayan plasma di Gorontalo berada pada 4 lokasi yang berbeda dengan kedalaman yang mencapai 2000 - 3000 meter. Satu unit rumpon tersebut terdiri dari rakit (pelampung), atraktor (pemikat ikan), tali utama dan pemberat (jangkar). Perahu yang digunakan terbuat dari kayu besi, bermesin luar berkekuatan 40 PK, berukuran panjang 10m, lebar 2 m dan tinggi 1,10 m serta dilengkapi dengan sebuah palka ikan dengan kapasitas I ton. Alat tangkap yang digunakan adalah handline yang terdiri dari penggulung tali (roller), tali pancing (Monofilament No. 100 - 500), swivel, pemberat dan mata pancing. Pengoperasian handline untuk menangkap madidihang yang dilakukan nelayan Gorontalo biasanya dimulai pada pagi hari, sekitar jam 06.00, hingga sore hari, sekitar jam 18.00. Basil tangkapan yang diperoleh selama penelitian terdiri dari madidihang (Thunnus albacares), lemadang (Coryphaena spp) dan cakalang (Katsuwonus pelamis). Total jumlah hasil tangkapan yang diperoleh selama penelitian sebanyak 115 ekor yang didominasi oleh madidihang sebanyak 108 ekor. Sedangkan hasil tangkapan lainnya yaitu cakalang dan lemadang, masing-masing hanya 2 dan 5 ekor. Total berat hasil tangkapan adalah 1511,0 kg, dengan rincian 1496 kg madidihang, 3,5 kg cakalang dan 11,5 kg lemadang.