Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak Caulerpa racemosa Terhadap Tingkat Kelulusan Hidup Udang Windu Tambak (Penaeus monodon Fab.) dalam Transportasi Media Kering
Abstract
Udang mempakan hasil perikanan yang cukup penting dalam menghasilkan devisa negara melalui ekspor non migas. Ekspor udang membelikan kontIibusi devisa sebesar 60 - 75 persen dad selumh ekspor hasil pelikanan (Soekalto dan Wibowo, 1993). Distribusi komoditas perikanan dalam keadaan hidup memerlukan penanganan dan sistem transpoltasi yang baik. Penggunaan semtan keltas yang telah dilembabkan sebagai media hidup mempakan salah satu metode transpOltasi sistem keling yang dapat diterapkan pada udang windu tambak (Penaeus 11lonodon Fab.). Dalam metode ini udang hidup dibius dengan menggunakan ekstrak alga laut jenis Caulerpa racelllosa yang dibelikan dengan berbagai tingkat konsentrasi. Tujuan clari penelitian ini aclalah untuk mendapatkan konsentrasi optimal ekstmk Cmile/pa racemosa sebagai zat pembius terhaclap tingkat kelulusan hiclup uclang winclu tambak clalam waktu penyimpanan selama 16, 19, dan 22 jam. Ektraksi bahan anestetik clilakukan menurut metode Quirm, 1988 dalam Darusman et. al., 1992 yang cliInoclifikasi. Penentuan konsentrasi ambang ekstrak Cmile/pa racemosa menggunakan cleret konsentrasi sebagai belikut : 0%, 10%, 20%, clan 40% clalam volume I liter air' laut clengan lincian sepelti contoh herikut : uutuk konsentrasi ambaug atas volume zat pembius yaug cliguuakan sebanyak 400 ml clan volume air laut tambak sebanyak 600 ml. Begitu juga untuk pengujian konsentrasi laiLmya, sehingga volume air yang digunakun cliclalam setiap pengujian merupakan sisa claIi volume zat pembius agar volume meclia uji tetap sebanyak 1 liter. Setiap konsentrasi ambang merupakan perlakuan dan cliulang sebanyak tiga kali untuk masing-musing konsentrasi yang cligunakan. 'Pengamatan clilakukan pacla jam ke : 0, 24, clan 48 clihitung mulai bahan uji cliInasukkan clalam wadah uji yaitu akuariulU yang berisi larutan ekstrak Caule/pa racelllosa clengan air lau!. Kedalam setiap wadah percobaan dimasukkan 5 ekor udang uji. Selama percobaan udang tidak dibed pakan dan air media dioksigenasi. Udang nji yang mati pada setiap perlakuan dieatat dan dikeluarkan dmi wadah pereobaan. Dosis perlakuan diperoleh melalui perhitungan interval logadtmis yang dihihmg dengan menggunakan lUlliUS (1) dan (2), mengaeu pada pengujian yang dilakukan oleh Komisi Pestisida (1983). Proses pembiusan udang dilakukan pada konsentrasi 0% (sebagai kontrol), 13.2% (a); 17.4% (b); 22.9% (c); 30.1% (d); dan 39.6% (e) selama 15 menit. Kemudian udang dikemas dalam kotak styrofoam yang bedsi semtan kertas dingin dengan suhu 15 - 17°C, dimaua pada setiap sudut kotak dimasukkan es yang dibungkus kautong plastik 0,5 kg. Selanjutnya kemasan disimpan selama 16, 19 dan 22 jam pada sulm kamaI. Penyadaran dilakukau deugan eara memasukkau uclallg yang telah dibongkar clad kotak styrofoam ke dalam waclah ember yang berisi air laut n0I111al clengan kisaran suhu antara 27 - 30°C selama o- 10 menit. Sebelumnya dilakukau aerasi terlebih clahulu terhadap air yang terdapat clalam waclah ember tempat pellyadaran udang. Untuk masing-masing konseutrasi CauleJpa racemosa yang clignnakan, waktu penyadaran clilakukan setiap 3 jam sekali terbitung sejak proses penyimpanall uclallg berlangsung sampai pembollgkaran.