Mempelajari Pengaruh Penggunaan Pelepah Pisang sebagai Bahan Pengisi terhadap Tingkat Kelulusan Hidup Ikan Mas (Cyprinus carpio).
Abstract
Semakin meningkatnya ilmu pengetahuan masyarakat, maka konsumen lebih selektif terhadap kualitas hasil perikanan yang dikonsumsi. Akhir-akhir ini banyak permintaan pasar, baik dari dalam maupun luar negeri, terhadap komoditas hasil perikanan dalam keadaan hidup. Adanya permintaan pasar seperti itu memacu para· usahawan ataupun ilmuan untuk berusaha mencari cara agar hasH-hasH perikanan yang dikirim ke konsumen masih dalam keadaan hidup sesuai permintaan. Penggunaan media air dalam pengangkutan ikan hidup akhir-akhir 1111 semakin berkurang, karena selain harus menggunakan tempat yang besar, repot dalam penanganannya dan ikan yang bisa diangkut pun sedikit, serta biaya trasporasinya sangat besar. Sebaliknya untuk transportasi sistem kering sekarang ini semakin berkembang karena disamping dapat menghemat biaya pengiriman dan jumlah ikan yang diangkut pun bisa lebih banyak dalam wadah yang tidak terlalu besar. Berbagai upaya dan media telah diujikan untuk transportasi ikan hidup, sepertii dengan menggunakan bahan anestesi untuk pembiusan serta serbuk gergaji, serutan kayu, sekam padi, kertas koran, dan lain-lain yang digunakan sebagai media pengganti air. Penggunaan es sebagai pembius ikan sekarang ini semakin berkembang, karena disamping harganya murah dan tidak berbahaya bagi sipemakai juga tidak merusak pada ikan. Bila dibandingkan dengan menggunakan bahan anestesi seperti MS-222, selain harganya mahal juga dapat meninggalkan residu dalam ikan. Bila kandungan residunya tinggi dapat membahayakan konsumen. Salah satu yang diujikan sebagai media pengganti air dalam penelitian ini adalah pelepah dari batang pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggullaan pelepah pisallg terhadap tingkat kelulusan hidup ikan mas pada media bukan air, dan untuk menelaah baik atau tidaknya pelepah pisang digunakan sebagai bahan pengisi untuk transportasi sistem kering terhadap ikan hidup. Pada pellelitiall ini bahan baku yang digunakan adalah ikan mas hidup sebagai bahan uji, karena memiliki kerentanan terhadap perubahan lingkungan. Bila dengan menggunakan bahan pengisi pelepah pisang ini memperoleh tingkat kelulusan hidup tinggi maka bahan tersebut dapat diterapkan sebagai bahan pengisi untuk transportasi sistem kering. Penelitian yang dilakukan terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Percobaan dalam penelitian pendahuluan meliputi pemberokan ikan mas; penentuan titik-titik suhu kritis untuk pemingsanan ikan mas pada suhu 10°, 8°, 7°, 6°, 4°, dan 2° C; pemingsanan ikan mas dengan suhu rendah secara bertahap dan . pelnlngsanan secaraIangsung; seria mempelajari pengan.ih~efahJcairan peIepah pisang terhadap ikan mas hidup dengan perbandingan getah dan air (200 : 4000 mL). Sedangkan pada penelitian utama yaitu mengamati pengaruh penggunaan pelepah pisallg sebagai bahan pellgisi terhadap tillgkat kelulusan hidup ikan mas yang dipingsallkan dan tidak dipingsankan serta dilakukan pellgamatan selama 1,2,3,4,5, 6, dan 7 jam. Hasil percobaall yang diperoleh menunjukan bahwa suhu kritis yang terbaik untuk pemingsanan ikan mas adalah pada suhu 8° C, setelah dilakukan pengujian ikan mas mampu bertahan hidup selama 7 jam, yaitu dalam keadaan pingsan normal (tubuh lentur) selama 6 jam dan pada jam ke-7 terjadi pengkakuan pada tubuh ikan. Metode perlakuan untuk pemingsanan yang terbaik adalah pemingsanan suhu rendah secara bertahap dengan tingkat kelulusan hidup 60 % selama penyimpanan 5 jam, dengan keadaan ikan saat disadarkan dalam keadaan normal, tubuh lentur dan waktu penyadaran lebih cepat. Dalam mempelajari pengaruh cairan pelepah pisang/getah terhadap aktifitas ikan mas hidup saat diujikan tidak terjadi pengaruh yang berarti terhadap kehidupan ikan mas setelah diujikan selama 5 jam.