Perubahan Temporal Substrat Dasar Pada Ekosistem Terumbu Karang d; Perairan Nusa Penida, Bali, 1997-2000.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi terumbu karang dan perubahan temporal substrat dasar ekosistem terumbu karang di perairan Nusa Penida, Bali. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer. Data sekunder tahun (1997-1999) bersumber dari data WWF Bali, sedangkan pengambilan data primer (tahun 2000) dilaksanakan dari tanggal 10 Mei sampai dengan tanggal 12 Mei 2000 di kawasan perairan Nusa Penida, Bali. Lokasi pengamatan dibagi menjadi lima stasiun pengamatan berdasarkan lokasi pengamatan sebelumnya yaitu stasiun 1 (Toyapakeh), stasiun 2 (Tanjung Dalam), stasiun 3 (prapat), stasiun 4 (Tanah Bias) dan stasiun 5 (Bodong). Metode yang digunakan merupakan metode transek garis (Line Intercept Transect) dengan panjang 50 meter yang diletakkan sejajar dengan garis pantai pada kedalaman 3 meter (10 feet) dan kedalaman 10 meter ( 33 feet). Pengamatan substrat dasar terumbu karang berpedoman pada struktur bentuk pertumbuhan karang (Structural Analysis of Life Form). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus persentase penutupan biota dan rumus indeks mortalitas (Mortality Index). Kondisi perairan di daerah sekitar Nusa Penida cukup ekstrim dengan gelombang yang cukup besar dan arus berkecepatan sekitar 4 knots atau lebih, hal ini dicirikan dengan dominannya dari jenis karang lunak. Tekanan ekologis yang cukup tinggi terhadap ekosistem terumbu karang yang ada sebagai dampak dari aktifitas manusia yang ada. Selain itu adanya fenomena alam berupa gejala alam EI Nino pada tahun 1997 dan gejala alam La Nina pada tahun 1998 cukup berpengaruh terhadap kondisi terumbu karang. Hal ini terlihat dari persentase penutupan substrat dasar karang batu yang cenderung menurun selama dua tahun pengamatan. Pengamatan bulan Agustus 1998 digunakan untuk melihat perubahan substrat dasar terumbu karang selama satu tahun periode (1997-1998). Pada kelima stasiun tercatat diantaranya dari jenis kategori Acropora Branching (ACB), Acropora Digitate (ACD), Acropora Tabulate (ACT), Coral Branching (CB), Coral Encrusting (CE) dan Coral Masif (CM) serta Soft Coral (SC). Sedangkan pengamatan bulan Maret 1999 digunakan untuk melihat perubahan substrat dasar terumbu karang satu tahun periode (1998-1999), tercatat diantaranya dari jenis karang batu (HC), karang lunak (SC), jenis karang mati (DCA dan DC). Besarnya nilai indeks mOlialitas (MI) terutama pada kedalaman 3 meter mengindikasikan adanya kematian karang yang cukup tinggi (data terlampir pada Lampiran 3). Hal ini menunjukkan bahwa tekanan ekologis lebih berpengamh pada kedalaman 3 meter. Sedangkan nilai indeks mortalitas pada kedalaman 10 meter masih tergolong kecil, hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya persentase penutupan substrat dasar karang mati yang tercatat (data terlampir pada Lampiran 4). Pada pengamatan bulan Mei 2000, persentase penutupan substrat dasar karang batu cenderung meningkat selama satu tahun periode pengamatan (1999-2000). Diduga pada periode ini terumbu karang sedang mengalami pemulihan (recovelY). Menurunnya nilai indeks mortalitas (MI) karang pada periode ini menunjukkan berkurangnya angka kematian karang yang berarti pula kondisi ekosistem terumbu karang yang semakin membaik.