Produktivitas Primer Fitoplankton Serta Keterkaitannya dengan Nutrien dan Intensitas Cahaya di Perairan Teluk Hurun, Bandar Lampung
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas primer fitoplankton di perairan Teluk Hurun berdasarkan sebaran horizontal dan vertikal serta keterkaitannya dengan beberapa parameter fisika-kimia perairan Teluk Hurun. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 maret - 4 april 2000 di perairan Teluk Hurun. Secara horizontal dibagi 3 stasfun pengambilan sampel pada masingmasing stasiun di tiga kedalaman yaitu 0.1 m, 4.0 m, dan 7.0 m dari permukaan, dimana setiap kedalaman diulang dua kali amatan. Sampel air dan fitoplankton diambil dengan Vandorn Water Sampler dengan volume 2000 mi. Contoh air ditempatkan dalam wadah dengan volume 600 mi. Sampel plankton dikumpulkan dengan menyaring 10 liter air laut dengan planktonnet yang berporositas 20 flm. Analisis data untuk nutrien, produktivitas primer, fitoplankton dan intensitas cahaya dilakukan dengan mengamati sebaran horizontal dar! pantai ke arah laut dan juga sebaran vertikal (per lapisan perairan). Hubungan nutrien dan intensitas terhadap produktivitas primer dilakukan dengan analisis regresi dengan sistem komputasi SPSS 7.0dan Excell Secara horizontal pada kedalaman 0, m dan 4,0 m ditemukan rata-rata nitrat tertinggi pada mulut teluk dan terendah d! dekat pantai, diduga adanya proses oksidasi ammonia menjadi nitrat di bagian mulut teluk. Ammonia meningkat di bagian tengah tel uk, karena adanya aktifitas budldaya semiintensif oleh BBL kondisi in! mengakibatkan adanya peningkatan ammonia pada kolom perairan yang berasal dari sisa-sisa buangan ikan budidaya. Selain itu juga diduga adanya pencucian oleh air dari daratan (sungai) dekat pantai yang membawa bahan-bahan yang mengandung ammonia ke bagian tengah teluk. Nilai rata-rata ortofosfat menunjukkan sebaran yang sama dengan ammonia tetapi dengan nilai yang berbeda. Kondisi ini terutama karena adanya buangan domestik sebagai sumber utama ort()rosrat, selainituJugadTduga olehada-ny~l 6uangan -6i6takhususnya sisa pakan ikan yang tenggelam ke dasar perairan. Nilai silikat tertinggi diperoleh dekat pantai, hal ini disebabkan oleh adanya run off dari daratan. Secara vertikal nilai tertinggi untuk semua nutrien ditemukan pada kedalaman 7,0 m dari permukaan, karena adanya intensitas yang optimum untuk menunjang laju fotosintesis sehingga oksigen masih tersedia secara cukup, terutama untuk merubah ammonia menjadi nitrat. Sedangkan ortofosfat dan silikat memiliki daya penenggelaman yang cukup besar sehingga cenderung mengendap di dasar. Peningkatan ammonia di dasar disebabkan oleh kecenderunngan ammonia terserap kedalam bahan-bahan tersuspensi dan koloid menyebabkan terjadinya peneggelaman bahan tersebut ke dasar. Selain itu diduga ada proses ammonifikasi nitrogen organik selama proses dekomposisi. Hasil analisa laboratorium ditemukan 4 kelas dengan 20 genus yaitu 8 genus Bacillariophyceae, 2 genus Chlorophyceae, 9 genus Dlhophyceae, dan 1 genus Chripsophyceae. Secara harizontal pada kedalaman 0.1 m dan 4.0 m kelimpahan tertinggi adalah kelas Dinophyceae dan terendah adalah Chlorophyceae. Sedangkan per-kolom perairan ditemukan tertinggi pada kedalaman 4.0 m. Kelimpahan fitoplankton pada kedalaman 4.0 m didominasi oleh klas Dinophyceae yaitu dengan kisaran 233 - 376 Ind / I. Berdasarkan nilai indeks biologi ditemukan nilai indeks keanekaragaman fitoplankton di perairan Teluk Hurun adalah antara 2,23 sampal 2,56 yang termasuk dalam kategori sedang. Nilai keseragaman mendekati 1, berarti penyebaran individu fitoplankton selama penelitian merata. Nilai dominasi sangat rendah. Berdasarkan nilai indeks biologi diduga, komunitas fitoplankton di perairan Teluk Hurun relatif stabil, dengan kepadatan tiap jenis relatif homogen, dan tidak terdapat dominansi. Secara horizontal pada kedalaman 0,1 m dan 4,0 m intensitas tertinggi pada stasiun mulut teluk dan terendah pada stasiun dekat pantai. Selain itu juga dipengaruhi oleh kondisi keawanan. Berdasarkan hasil pengukuran intensitas cahaya perkolom perairan ditemukan intensitas cahaya yang kuat pada kedalaman permukaan (0,1 m) dan terendah pada kedalaman 7,0 m, hai ini dipengaruhi oleh adanya proses peredupan cahaya oleh materi-materl yang terdapat dalam perairan baik yang berupa bahan organik terlarut maupun tersuspensi yang dapat menyerap cahaya sehingga peningkatan kedalaman perairan menyebabkan intensitas cahaya semakin melemah. Secara Vertikal produktivitas primer pada kedalaman 0,1 m berkisar 105,833-197,791 mg C/m3/jam, kedalaman 4,0 m berkisar 211,777-334,583 mg C/m3/4jam dan 7,0 m berkisar 129,271-317,656 mg C/m3/4jam dengan nilai tertinggi pada lokasi yang sama yaitu di mulut tel uk, kondisi ini didukung oleh nilai kelimpahan fitoplankton yang relatif tinggi pada stasiun tersebut. Selain itu intensitas cahaya yang sampai tidak terlalu besar sehingga fotosintesis berlangsung secara efektif. Secara horizontal produktivitas primer dekat pantai antara 105,833-197,791 mg C/m3/4jam, tengah teluk antara 169,879-253,906 mg C/m3/4jam dan mulut teluk antara 197,791-334,583 mg C/m3/4jam. Profil tertinggi ditemukan pada kedalam 4.0 m dari permukaan perairan. Diduga intensitas cahaya atitara 48,500 sampai 120,625KiLixmerLipi3ki3ri . iriterisitas· yang sangatdisuKai· ·f1toplankfonuntuk melakukan fotosintesis sehingga menghasilkan produktifitas primer yang maksimum. Nilai suhu, pH, salinitas, TSS dan TOM perairan Teluk Hurun masih berada pada kisaran yang layak bagi pertumbuhan fitoplankton. Berdasarkan hasil analisis regresi produktivitas primer dengan nutrien teriihat hanya memberikan pengaruh sebesar 49,50%. Berdasarkan hasil analisis regresi produktivitas primer dengan intensitas cahaya memberikan pengaruh sebesar 67,67%. Secara statistika nutrien tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas primer sedangkan intensitas memberikan pengaruh yang lebih besar tetapi tidak secara Iinier melainkan secara kuadratik, artinya intensitas tidak selalu meningkatkan produktivitas primer tetapi pada nilai atau kisaran yang optimal, intensitas cahaya dapat menlngkatkan produktivitas primer pada suatu nilai yang maksimum.