Kondisi Komunitas Karang Lunak Serta Pengaruhnya Terhadap Karang Keras di Nusa Penida, Bali
Abstract
Karang keras dan karang lunak merupakan dua komponen yang paling penting dalam mengetahui kondisi penutupan terurnbu karang di suatu lokasi dengan berpedoman pada bentuk pertumbuhan. Secara khusus karang lunak memiliki karakter menekan keberadaan biota lain dalam persaingan, yang disebabkan karakter biologinya yang khas yang menyebabkan memiliki daya tahan terhadap tekanan alam dan biota lain relatif kuat. Dari pernyataan tersebut interaksi kedua komponen penting tersebut, karang keras dan karang lunak, perlu di kaji lebih lanjut di alamo Penelitian ini diharapkan mampu menunjukkan interaksi yang terjadi di alam antara kedua komponen tersebut, yang sangat terpengaruh oleh kedalaman, musim, aktifitas manusia dan komponen lain. Data yang digunakan diambil pada Maret sampai April 1999, ditunjang oleh data antar waktu yang telah diambil sebelumnya Agustus 1998 di lokasi yang sarna dengan tujuan menunjukkan pengaruh yang dibawa oleh musim dan waktu yang berbeda terhadap interaksi kedua komponen. Untuk melihat pengaruh keadaan lingkungan akibat beda kedalaman data diambil pada kedalaman 3 Meter dan 10 Meter. Hal ini dilakukan karena terurnbu karang sangat terpengaruh oleh dua hal pokok tersebut 'kedalaman dan musim. Stasiun ditentukan berdasarkan lokasi penyelaman yang menjadi lokasi monitoring terumbu karang yang berkelanjutan dan penyelaman wisata di lokasi. Dari hasil analisa ditemukan kesimpulan umum sebagai berikut; Parameter fisika-kimia perairan menunjukkan suatu kondisi umum perairan yang berada dalam kondisi optimum untuk menunjang pertumbuhan terumbu karang. Persen penutupan karang hidup di lokasi pada bulan Maret 1999 menunjukkan penurunan dari data Agustus 1998. Hal ini terjadi akibat dari meningkatnya kegiatan manusia di perairan Nusa Penida. Sedangkan kondisi interaksi antar jenis biota pada bulan Maret 1999 lebih baik dibandingkan bulan Agustus 1998, terlihat dari indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi. Hal ini terjadi sebagai akibat membaiknya kondisi lingkungan, iklim dan cuaca. Dua hal diatas menunjukkan, Tekanan aktifitas manusia akan berpengaruh lebih dominan kepada kondisi tiap biota dalam hal ini persen penutupan. Tekanan keadaan lingkungan akan mempengaruhi interaksi antar biota secara lebih dominan. Hubungan karang lunak terhadap karang keras memiliki suatu pola model yang khas pada perbedaan kedalaman dan waktu. Diakibatkan, secara internal, oleh karakter masing-masing kelompok, sedangkan secara eksternal oleh kondisi faktor-faktor pembatas dan iklim. Terlihat adanya kecenderungan yang serupa pada tiap kedalaman. Pada kedalaman 3 Meter, pada 1998 dan 1999, hubungan karang lunak dan karang keras menunjukan pola relatif positif terhadap karang keras dengan meningkatnya karang lunak.. Pada kedalaman 3 Meter, dilihat dari fluktasi pola, terlihat pola hubungan karang lunak terhadap karang keras pada 1993 lebih kritis dibandingkan tahun 1999. Hal ini tak lepas dari kondisi alam yang lebih buruk pada tahun 1998. Pada kedalaman 10 Meter, pada 1998 dan 1999, terjadi pola persaingan yang cenderung menekan karang keras dengan meningkatnya karang lunak. Pada kedalaman 10 Meter, dilihat dari fluktasi pola, terlihat pola hubungan karang lunak terhadap karang keras pada 1998 lebih kritis dibandingkan tahun 1999 yang cenderung terus menekan karang keras. Hal ini tak lepas dari kondisi perairan pada kedalaman ini meningkatkan daya tekan karang lunak. Hubungan karang lunak terhadap karang keras sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan terutama, iklim dan cuaca serta kedalaman.