Studi Keragaan Fasilitas PPI Pengambengan Dalam Rangka Pengalihan Kegiatan Perikanan dari PPI Kedonganan di Propinsi Bali
Abstract
PPI Pengambengan merupakan salah satu prasarana perikanan guna menunJang proses pembangunan dan pemanfaatan potensi perikanan, khususnya perikanan laut. PPI Pengambengan memiliki peranan penting guna menunjang dan memperlancar kegiatan perikanan di daerah Kabupaten Jembrana yang dalam pengembangannya akan ditingkatkan menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai (Anonimous,1999b). Peningkatan fasilitas PPI Pengambengan diharapkan mampu memberikan pelayanan yang memadai bagi kegiatan perikanan yang beroperasi di Selat Bali dan dapat menampung pengalihan kegiatan nelayan purse seine dari PPI Kedonganan DATI II Badung. Dalam rangka pengalihan kegiatan perikanan purse seine dari PPI Kedonganan maka diperlukan fasilitas PPI yang memadai agar dapat menampung segenap aktifitas yang ada dan menciptakan kondisi yang lebih baik sehingga pengalihan tersebut tidak sia-sia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kesiapan PPI Pengambengan menampung pengalihan kegiatan perikanan purse seine dari PPI Kedonganan ditinjau dari kapasitas dan pemanfaatan fasilitas, mengkaji tingkat operasional PPI Pengambengan, mengidentifikasi permasalahan yang ada dan altematif pemecahannya. Penelitian iill dilaksanakfin pada bulan April-Mei 2000 di PPI Pengambengan dan PPI Kedonganan Propinsi Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kasus. Dalam hal ini yang menjadi kasus adalah kesiapan PPI Pengambengan dalam menerima pengalihan kegiatan perikanan purse seine dari PPI Kedonganan. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif terhadap data tahun 19931998 melalui penyajian data, tabel dan grafik. Kesiapan fasilitas PPI Pengambengan dianalisis berdasarkan buku Standar Rencana Induk dan Pokok-pokok Disain untuk Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan (Anonimous, 1981). Analisis tersebut untuk mengetahui kesesuaian kapasitas dan tingkat pemanfaatan fasilitas yang ada. Tingkat operasional dianalisis berdasarkan kunjungan armada, proses pendaratan ikan, pelelangan ikan, pemasaran ikan, volume dan nilai produksi, pengolahan ikan, dan lembaga yang berperan di PPI. Selanjutnya menganalisis faktor eksternal dan internal yang ada dalam operasional PPI Pengambengan dengan menggunakan analisis SWOT (Rangkuti, 1999). Untuk merumuskan strategi terpilih digunakan metode analisis hierarkhi proses (Saaty, 1991). Analisis Kesiapan PPI Pengambengan menunjukkan bahwa kondisi fisik fasilitas di PPI sebagian besar baik, hanya sebagian kecil yang rusak seperti; jetty (fasilitas pokok), gedung penyimpan es, tangki air dan genset (fasilitas fungsional). Sebagian besar ukuran/luas bangunan fasilitas yang ada masih dapat memenuhi kapasitas yang dibutuhkan. Hanya sebagian kecil yang belum memenuhi kapasitas yang dibutuhkan, seperti; gedung pelelangan dan gedung penyimpan es. Pemanfaatan terhadap fasilitas di PPI barn sekitar 55% dari seluruh jumlah fasilitas yang ada. Sebanyak 45% dari fasilitas yang ada terdiri dari fasilitas yang tidak dimanfaatkan (27%) dan belum dimanfaatkan (18%). Fasilitas yang tidak dimanfaatkan disebabkan oleh kondisi fisik bangunan yang rusak atau sarana pada fasilitas yang tidak memadai. Sedangkan fasilitas yang belum dimanfaatkan disebabkan oleh kondisi fasilitas yang baru dibangun. Tidak dimanfaatkannya sebagian kecil fasilitas mempengaruhi operasional PPI Pengambengan. Armada yang berkunjung ke PPI sebanyak 62 perahu per hari dari 154 perahu yang ada di Pengambengan. Armada yang berkunjung seluruhnya menggunakan alat tangkap purse seine. Hal ini mengindikasikan masih berlangsunganya aktifitas pendaratan ikan di PPI Pengambengan. Pendaratan ikan belum terkonsentrasi di PPI antara lain karena sebagian besar nelayan mendaratkan hasil tangkapannya langsung ke pabrik / perusahaan pengolahan ikan. Berhentinya aktifitas lelang menyebabkan nelayan melakukan pendaratan ikan langsung ke tempat pembeli (perusahaan pengolah ikan) sehingga kunjungan armada purse seine ke PPI berkurang.