Ekotipologi Ekosistem Mangrove di Daerah Sempadan Pantai Kamal Muara dan Kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk DKI Jakarta.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekotipologi ekosistem mangrove di daerah Kamal Muara dau Kawasan Hutan Lindung (KHL) Angke Kapuk, DKI Jakarta serta menganalisa kualitas lingkungan yang berpengaruh terhadap ekosistem mangrove. Penelitian dilakukal pada bulan Agustus-Oktober 2003 di Kamal Muara dan KHL Angke Kapuk. Lokasi penelitian di Kamal Muara terletak antara 106~43,607'-106~43,~1B6T' dan 06'05,5 14'-06'05,786' LS, sedangkan lokasi penelitian di KHL Angke Kapuk terletak antara 106'45,097'-106'45,571' BT dan 06'06,164'-06~06,248' LS. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS, meteran, tali rafia, tennometer, refraktometer, pH meter, botol sanlpel, kantong plastik, alat potong, jangka sorong, label, dan alat tulis. Penganlbilan sampel dilakukan pada lima stasiun, yaitu tiga stasiun di Kamal Muara (Stasiun 1,2,3), dan dua stasiun di KHL Angke Kapuk (Stasiun 4 dan 5). Untuk pengamatan vegetasi mangrove dilakukan metode transek. Stasiun 1,2 dan 4 menggunakan metode transek garis, yang ditentukan dengan membuat garis transek dengan panjang tertentu dan lebar 10-20 m, kemudian dicatat tumbuhan (jenis dan jumlah individu) yang ada di dalam dan disinggung garis tersebut serta diukur diameter batang dari masing-masing individu. Sedangkan pada Stasiun 3 dan 5 menggunakan metode transek plot garisltmnsek kuadrat, yang dilakukan dengan membagi stasiun menjadi beberapa petak contoh/plot yang berukuran 10x10 m2 dengan jarak antar plot terletak pada garis, kemudian dicatat seluruh tumbuhan fjenis dan jumlah) yang tumbuh dalam lebar tersebut serta diukur dian~etebr atang setiap individu. Pengukuran contoh daun dilakukan dengan cara inengukur panjang dan lebar daun menggunakan jangka sorong. Pengambilan data panjang dan lebar daun diiakukan pada setiap pet& contoldplot dari masing-masing jenis. Penentuan pohon yang akan diambil contoh daun dilakukan secara acak. Paranleter fisika kimia lingkungan yang diukur meliputi parameter fisika kimia air dan substrat. Untuk parameter fisika kimia air yang diukur antara lain suhu, salinitas, pH, kandungan nitrat dan ortho-phospat, sedangkan untuk parameter fisika kimia substrat adalah tipe substrat, kandungan a~noniaks, ulfat, dan poteilsial rcdokslEh. Analisa kandungan nitrat dan ortho-phospat dilakukan di Laboratorium Limnologi, IPR dan untuk analisa substrat dilakukan di Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. Analisis data yang digunakan adalah analisis vegetasi dan Analisis Komponen Utama (PCA). PCA digunakan untuk mengetahui variasi karakteristik fisika kimia lingkungan dan mengetahui variasi individu mangrove. Pengolahan data untuk PCA menggunakan program STATISTICA versi 6.0. Vegetasi mangrove yang ditemukan ada tiga jenis yaitu jenis Avicennia marina, Rhisophora rnucronala dan Sonne;.aria caseolaris. Jenis Avicennia marina merupakan jenis yang paling banyak ditemukan, yaitu ditemukan di Stasiun 1, 2,3 yang terletak di Kamal Muara dan Stasiun 5 di KHL Angke Kapuk. Jenis R. nzucronafa ditemukan pada Stasiun 4 dan 5, sedangkan jenis S. caseolaris hanya ditemukan di Stasiun 5 saja. Nilai kerapatan jenis terbesar dimiliki oleh jenis A. marina di Stasiun 5, sedangkan diameter rata-rata terbesar dimiliki oleh jenis A. marina di Stasiun 3. Kisaran nilai parameter fisika kimia air yang terukur di perairan Kamal Muara dm Hutan Lindung Angke Kapuk untuk suhu, salinitas, dan pH berturut-turut adalah 28-32,2 OC; 27,3-30~/d~a;n 7-8. Berdasarkan kisaran nilai tersebut maka baik perairan Kamal Muara maupun Hutan Lindung Angke Kapuk masih layak bagi pertumbuhan dan kehidupan mangrove. Hasil analisis kandungan nitrat dan orho-phospat di perairan Kamal Muara dan Hutan Lindung Angke Kapuk didapatkan nilai sebesar 0,0302-0,1062 mgtl dan 0,003 1-0,2032 mgl. Berdasarkan kandungan nitrat perairan Kamal Muara dan Hutan Lidung Angke Kapuk digolongkan sebagai perairan yang kurang subur, sedangkan berdasarkan kandungan orthophospat perairan Kamal Muara termasuk perairan dengan tingkat kesubutan rendah sampai subur dan untuk Hutan Lindung Angke Kapuk temasuk perairan yang sangat subur. Tipe substrat yang ada di perairan Kamal Muara dan Hutan Lindung Angke Kapuk adalah liat berlempung sampai liat berpasir, tipe substrat ini sangat cocok bagi pertumbuhan dan kehidupan mangrove. Kandungan amoniak, sulfat, dan potensi redoks1Eh substrat rnasingrnasing memiliki nilai 0,68-14,88 rngll, 302,s-2294 mg/l dan 304-383 mV. Hasil Analisis Komponen Utama yang dilakukan terhadap karakteristik fisika kimia lingkungan tiap stasiun didapatkan dua sumbu sebagai kontributor utama. Sumbu 1 memberikan kontribusi sebesar 72,635% dan Sumbu 2 memberikan kontribusi sebesar 18,545%. Sumbu 1 ditunjukkan oleh parameter suhu air (SHA), salinitas air (SAL), kandungan amoniak substrat (AMS) dan sulfat substrat (SOS) yang berkorelasi positif tetapi dengan Eh substrat (EHS), kandungan nitrat (NOA) dan ortho-phospat (POA) berkorelasi negatif. Sumbu 2 dicirikan oleh pH air (PHA). Parameter lingkungan yang mencirikan Stasiun 1 adalah suhu dan salinitas air, hd ini terkait dengan letak stasiun ini v.a ng- berhadapan langsung dengan laut dan tutupan vegetasi yang rendah sehingga menyebabkan intensitas matahari ke perairan tinggi. Stasiun 2 dan 3 dicirikan oleh parameter lingkungan dan jenis vegetasi ya& sama yai&kandungan amoniak dan sulfat substrat serta air,hal ini - dipengaruhi oleh banyaknya endapan organik di lokasi ini. Stasiun 4 dicirikan oleh parameter nitrat dan ortho-phospat yang tinggi karena adanya masukan dari Cengkareng Drain dan Sungai Angke yang membawa bahan-bahan organik. Sedangkan Stasiun 5 dicirikan oleh kandungan Eh substrat yang tinggi. Hasil Analisis Komponen Utan~ate rhadap variasi individu mangrove rnemperlihatkan bahwa individu 6 (R. mucronata stasiun 4) dan individu 8 (R. mucronata stasiun 5 plot 1) dicirikan oleh variabel panjang, lebar, dan tebal daun, dimana ketiga variabel ini saling berkorelasi positif tapi berkorelasi negatif dengan jumlah daunltangkai. Individu 3 (A. marina Stasiun 3 plot I), individu 5 (A. marina Stasiun 3 plot 3) dan individu 10 (A. marina Stasiun 5 plot 3) dicirikan oleh variabel jumlah daun/tangkai. Sedangkan individu 1 (A. marina Stasiun), individu 2 (A. marina Stasiun 2), individu 4 (A. marina Stasiun 3 plot 2), individu 7 (A. marina Stasiun 5 plot I), individu 9 (A. marina Stasiun 5 plot 3), dan individu 11 (S. caseolaris Stasiun 5 plot 3) tidak ada variabel yang dominan atau semua variabel mempunyai pengaruh yang sama besar.