Tatalaksana dan pembiayaan pengapalan sapi potong dari ujung pandang ke DKI Jakarta
View/ Open
Date
1989Author
Pardilan, Ganif Parmunaryono
Moesa, Zulfikar
Natasasmita, Sudjana
Metadata
Show full item recordAbstract
Sarana pengangkutan merupakan faktor utama pada pengadaan daging di DKI Jakarta. Hal tersebut disebabkan daya dukung wilayah DKI Jakarta untuk mengembangkan usaha peternakan tidak sebanding dengan jumlah permintaan komoditi tersebut, sehingga diperlukan pemasukan dari luar. Salah satu daerah yang berperan dalam pengadaan ternak potong di DKI Jakarta adalah Sulawesi Selatan. Pengangkutan ternak dari daerah tersebut ke DKI Jakarta pada umumnya dilakukan dengan mengapalkan dari Pelabuhan Laut Ujung Pandang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan 1) mengetahui
proses pengapalan ternak, khususnya pengapalan sapi potong dari Ujung Pandang ke DKI Jakarta, 2) mempelajari usaha- usaha yang dilakukan dalam pengapalan sapi untuk mengurangi risiko kematian, kecelakaan, maupun penyusutan bobot badan, 3) mempelajari struktur biaya pemasaran sapi potong dari Ujung Pandang ke DKI Jakarta, dan 4) mengetahui harga pokok penjualan per ekor sapi yang dikapalkan dari Ujung Pandang ke DKI Jakarta.
Pengamatan di lapang dilaksanakan pada bulan April hingga Juli 1988. Analisis biaya yang meliputi harga pokok penjualan, analisis profit marjin, analisis kerugian, dan analisis titik pulang pokok dilakukan terhadap kasus pemasaran 119 ekor sapi potong milik PT Bina Mulya Ternak, yang dikapalkan ke Jakarta pada bulan Mei 1988.
Berdasarkan data statistik, khususnya pada dua tahun terakhir, 72.82 persen (1986/1987) dan 71.22 persen (1987/1988) dari total sapi potong yang dikeluarkan dari Sulawesi Selatan dikirim ke DKI Jakarta.
Proses pengapalan ternak, khususnya pengapalan sapi potong dari Ujung Pandang ke DKI Jakarta, terdiri atas tahap karantina, pemuatan, pelayaran, bongkar muatan, dan penampungan di "holding ground" tujuan.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]