Analisis manajemen pengendalian persediaan bahan baku karet pada perusahaan ban PT. Intirub
Abstract
Karet alam merupakan salah satu komoditas pertanian yang menyumbang devisa bagi negara dari hasil ekspor kenegara-negara maju. Pada periode 1994-1998 volume ekspor karet mengalami peningkatan yaitu dari 1.244.844 ton pada tahun 1994 menjadi 1.641.186 ton pada tahun 1998. Peningkatan tersebut disebabkan karena terjadinya kenaikan permintaan karet asal Indonesia di pasar dunia dan peningkatan produksi karet nasional karena semakin banyaknya investor baru yang masuk ke dalam industri karet alam di Indonesia. Selain sebagai komoditas ekspor mentah, karet banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri pengolahan. Salah satu industri pengolahan yang menggunakan karet sebagai bahan bakunya adalah industri ban.
Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari manajemen pengendalian persediaan bahan baku karet, serta kebijakan-kebijakan yang menyangkut pengendalian persediaan bahan baku karet pada PT. Intirub, serta merekomendasikan suatu model pengendalian persediaan bagi perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi usahanya. Penelitian ini dimulai dengan menganalisis kondisi dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan perusahaan yang berhubungan dengan pengendalian persediaan bahan baku karet pada perusahaan. Model yang digunakan adalah model pengendalian persediaan yang termasuk kedalam Material Requirement Planning (MRP) dengan beberapa teknik penentuan ukuran lot, yaitu teknik Lot-for-Lot, teknik EOQ, dan teknik PPB, serta metode Algoritma Dynamic Programming (DP).
Manajemen Persediaan Bahan Baku PT. Intirub terdiri dari fungsi Perencanaan, Pengadaan, dan Pengendalian Bahan Baku dilaksanakan berdasarkan jumlah permintaan pasar/penjualan ban dan persediaan yang disimpan digudang. Dalam pengendalian persediaan bahan baku karet, perusahaan menetapkan kebijakan memiliki persediaan dalam jumlah yang besar agar proses produksinya tidak terganggu akibat terjadinya kekurangan bahan baku. Besarnya persediaan pengaman ditentukan dengan menggunakan tingkat pelayanan bahan baku karet dan waktu ancang- ancang dari bahan baku karet. PT. Intirub menghendaki agar persediaan pengaman yang ditetapkan mempunyai kemungkinan dapat mencukupi kebutuhan bahan baku karetnya sebesar 90 persen. Persediaan bahan baku karet minimum yang harus tersedia setiap saat ditetapkan sebesar 35.000
IPB Univ Pada tahun 2000, perusahaan melakukan pembelian bahan baku sebanyak 2.484.075 kg, dengan 12 kali pemesanan, sehingga total biaya persediaan bahan baku karet PT. Intirub adalah ..dst