Pengaruh Perbedaan Jenis Kap Lampu pada Pencahayaan Bagan Diesel terhadap Nilai I1uminasi Cahaya dan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Perairan Carocok, Pesisir Selatan
Abstract
Bagan Diesel yang beroperasi di perairan 'Carocok termasuk bagan perahu (mobile l!finet) yang merupakan jenis alat tangkap ikan yang menggWlakan lampu sebagai alat bantu penangkapannya. Jenis alat tangkap ini terbesar jumlahnya di Kabupaten Pesisir Selatan. Lampu yang dipakai sebagai sumber cahaya Wltuk memikat dan merangsang ikan berkumpul di bawah cahaya lampu adalah lampu listrik yang menggWlakan mesin diesel sebagai sistem pembangkitnya. Ikan tujuan penangkapan adalah jenis ikan yang memiliki sifat fototaksi positif yang umumnya hidup sebagai ikan pelagis. Dalam perikanan bagan diesel, lampu-lampu yang dipasang di kapal diberi wadah (kap) penutup lampu yang biasanya terbuat dari baskom jenis plastik. NamWl sekarang ini telah digunakan pula jenis kap lampu dari aluminium. MeskipWl harganya lebih mahal, namWl terdapat kecenderungan orang akan memilih jenis kap lampu aluminium ini kelak dikarenakan hasil tangkapannya lebih baik dari penggunaan lampu berkap baskom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan jenis kap lampu yang berbeda pada bagan diesel terhadap nilai iluminasi cahaya yang dihasilkan yang dapat mempengaruhi atau tidaknya hasil tangkapan sehingga dapat dilihat jenis kap yang manakah yang lebih efektif dalam kegiatan operasi penangkapan ikan dengan bagan diesel. Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 25 Nopember hingga 10 Desember 1998 di perairan Carocok, Kabupaten Pesisir Selatan nntuk pengamatan di laut. Metode penelitian yang dilakukan adalah observasi langsWlg, yaitu mengikuti secara langsWlg kegiatan operasi penangkapan ikan di laut. Pengumpulan data primer diperoleh dari hasil tangkapan operasi selama 12 kali hauling pada setiap kapal yang diamati. Jumlah trip kapal Wltuk seluruh hauling yang dilakukan masing-masing berjumlah.8 kali. Data primer tersebut adalah data hasil tangkapan pada kapal bagan diesel yang menggWlakan kap lampu jenis aluminium dan baskom. Selain itu juga berasal dari hasil wawancara dengan para nelayan bagan diesel. Data sekunder diperoleh dari hasillaporan tahunan Dinas Perikanan Tingkat I Sumatera Barat dan Tingkat II Pesisir Selatan serta dari hasil statistik Perikanan Indonesia. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh menyebar normal atau tidak, terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan dengan Uji Lilliefors. Apabila data menyebar normal maka selanjutnya dilakukan uji statistika parametrik dengan Rancangan Acak Lengkap, dimana perbedaan jenis kap lampu sebagai perlakuan dan jumlah hauling sebagai ulangan. Jika data tidak menyebar normal maka digunakan uji statistika nonparametrik dengan Uji Pangkat Bertanda Wilcoxon. Hasil uji kenormalan terhadap data hasil tangkapan yang diperoleh pada kedua kapal menunjukkan bahwa sebagian besar data tidak menyebar normal, kecuali pada data hasil tangkapan ikan selar baik di kapal JUB sebagai kapal yang menggunakan lampu berkap aluminium maupun kapal Anugrah sebagai kapal yang menggunakan lampu berkap baskom. Uji dilakukan pada total hasil tangkapan dan pada beberapajenis ikan yang tertangkap dalamjumlah besar.